Koalisi Prabowo Tambah Gemuk, Koalisi Ganjar dan Anies Terancam Bubar
Basarah menilai jika sebuah kerja sama politik dilakukan tanpa landasan kesukarelaan maka akan sulit berjalan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koalisi partai politik yang mengusung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden kian gemuk.
Terbaru, PAN dan Golkar bergabung dalam Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) bersatu mengusung Prabowo.
KKIR sebelumnya telah diisi PKB, Gerindra, dan PBB.
Namun di sisi lain, dua koalisi parpol yang masing-masing mengusung bakal calon presiden terancam bubar.
Keduanya adalah Koalisi PDIP-PPP yang mengusung Ganjar Pranowo
Dan Koalisi Perubahan yang terdiri dari Nasdem, PKS, dan Demokrat mengusung Anies Baswedan.
Baca juga: Anies Baswedan Buka Peluang Pilih Cawapres dari Jawa Timur, Ini 10 Nama yang Patut Diperhitungkan
Koalisi Prabowo
Seperti diketahui, KKIR yang mendukung Prabowo capres mendapat suntikan baru tambahan dua parpol pendukung yang punya kursi di parlemen yakni PAN dan Golkar.
Jika ditotal, kekuatan sementara suara kursi di parlemen dalam KKIR sebagai pendukung Prabowo mencapai 46,09 persen.
Jumlah ini jauh lebih tinggi dari ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen kursi parlemen atau 25 persen suara sah nasional.
Sedangkan kekuatan sementara PDIP-PPP yang mendukung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres yakni 25,26 persen kursi di DPR.
Kemudian kekuatan sementara suara kursi di parlemen dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mendukung Anies Baswedan sebagai bakal capres sebesar 28,35 persen.
Koalisi Ganjar Resah
Sementara koalisi parpol yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres mengalami persoalan internal.