Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Eks Kadis PUPR Papua Berbelit di Sidang Lukas Enembe, Hakim: Kami Bisa Dibohongi, Tuhan Enggak

Hakim memperingatkan saksi eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman karena dinilai berbelit dalam persidangan lanjutan terdakwa Lukas Enembe.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Eks Kadis PUPR Papua Berbelit di Sidang Lukas Enembe, Hakim: Kami Bisa Dibohongi, Tuhan Enggak
Tribunnews.com/Ilham Rian Pratama
Lanjutan sidang perkara dugaan suap dan gratifikasi Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe, Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (16/8/2023). 

"Iya saya tahu alibi saudara, saudara lewat jalan situ bertepatan lewat dan mampir. Kan gitu?" kata hakim.

"Iya, karena ada gangguan jalan, ada bangun (hotel, res) bisa orang kecelakaan, jadi saya masuk, saya periksa ini kenapa," jawab Gerius.

Geram mendengar alibi tersebut, hakim kemudian menegur Gerius One Yoman

Gerius diingatkan agar tidak memberikan keterangan palsu. 

Sebab, Gerius telah disumpah sebelum memberikan kesaksiannya pada sidang hari ini.

"Jadi saya ingatkan lagi ke saudara, ucapkan sumpah itu bukan kaya makan barang yang pedas langsung terasa, tapi dia akan perlahan-lahan. Salah satu anak tuhan kan itu 10 perintah tuhan salah satunya apa? Jangan bersumpah palsu. Jangan menyebut nama tuhan dengan sia-sia. Itu salah satu itu. Jadi saya ingatkan lagi ke saudara, berkata jujur," tegas Hakim Rianto.

Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur, ketika mengungkapkan soal penahanan terhadap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua, Gerius One Yoman (GOY) terkait kasus dugaan gratifikasi yang menjerat Lukas Enembe di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2023).
Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK, Asep Guntur, ketika mengungkapkan soal penahanan terhadap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Papua, Gerius One Yoman (GOY) terkait kasus dugaan gratifikasi yang menjerat Lukas Enembe di kantornya, Jakarta Selatan, Senin (19/6/2023). (Tangkap layar kanal YouTube Kompas TV)

Sebagaimana diketahui, jaksa KPK mendakwa Lukas Enembe menerima suap dan gratifikasi senilai Rp46,8 miliar. 

Berita Rekomendasi

Diduga uang tersebut diterima sebagai hadiah yang berkaitan dengan jabatannya sebagai Gubernur Papua dua periode, tahun 2013-2023.

Dalam dakwaan pertama, ia didakwa menerima suap Rp45 miliar. 

Uang miliaran tersebut diterima dari Piton Enumbi selaku Direktur sekaligus pemilik PT Melonesia Mulia, PT Lingge-lingge, PT Astrad Jaya, serta PT Melonesia Cahaya Timur dan dari Rijatono Lakka selaku Direktur PT Tabi Anugerah Pharmindo, Direktur PT Tabi Bangun Papua sekaligus pemilik manfaat CW Walaibu. 

Rinciannya, Rp10.413.929.500 dari Piton Enumbi dan Rp35.429.555.850 dari Rijatono Lakka.

Suap diterima Enembe bersama-sama Mikael Kambuaya selaku Kepala PU Papua tahun 2013-2017 dan Gerius One Yoman selaku Kepala Dinas PUPR Papua tahun 2018-2021. 

Tujuannya agar mengupayakan perusahaan-perusahaan yang digunakan Piton Enumbi dan Rijatono Lakka dimenangkan dalam proyek pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov Papua tahun anggaran 2013-2022.

Dalam dakwaan kedua, Lukas Enembe didakwa menerima gratifikasi Rp1 miliar. 

Gratifikasi ini diduga berhubungan dengan jabatan Lukas Enembe selaku Gubernur Provinsi Papua periode Tahun 2013-2018.

Uang itu diterima Enembe pada 12 April 2013 melalui transfer dari Budy Sultan selaku Direktur PT Indo Papua. Uang diterima melalui Imelda Sun.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas