Profil Husein Mutahar, Tokoh Negarawan Pendiri Paskibraka
Husein Mutahar, tokoh negarawan pendiri Paskibraka yang juga merupakan komponis musik-musik Indonesia khusus lagu nasional dan kepanduan.
Penulis: Nurkhasanah
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) selalu menjadi pusat perhatian saat upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.
Gagasan Paskibraka lahir pada tahun 1946.
Paskibraka pertama kali ada saat peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan ke-1 RI.
Saat itu Ibu Kota Indonesia berada di Yogyakarta.
Lantas, siapa pendiri Paskibraka?
Mengutip paskibraka.bpip.go.id, sosok pendiri Paskibraka bernama Husein Mutahar.
Baca juga: Sejarah Paskibraka Indonesia, Berawal dari Gagasan Mayor Husein Mutahar
Husein Mutahar merupakan ajudan Presiden Soekarno.
Kala itu, ia diperintahkan untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta.
Husein Mutahar kemudian mempunyai suatu gagasan bahwa sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air.
Hal tersebut karena para pemuda adalah generasi penerus perjuangan bangsa.
Namun, karena gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Husein Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda yang terdiri dari 3 putra dan 2 putri.
Kelima pemuda tersebut berasal dari berbagai daerah yang kebetulan sedang berada di Yogyakarta.
Lima pemuda tersebut juga melambangkan Pancasila.
Sejak saat itu sampai tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta dilaksanakan dengan cara yang sama.
Pada tahun 1950, saat Ibu Kota Indonesia dikembalikan ke Jakarta, Husein Mutahar tidak lagi mengurus pengibaran bendera.
Pengibaran bendera setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan sampai tahun 1966.
Selama periode itu, pengibar bendera dipilih dari para pelajar dan mahasiswa yang berada di Jakarta.
Baca juga: Kesan Perjuangan Para Paskibraka Perwakilan Provinsi Baru di Indonesia
Biodata Husein Mutahar
Mengutip Tribunnewswiki.com, Husein Mutahar memiliki nama lengkap Sayyid Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar.
Ia merupakan salah satu tokoh negarawan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Husein Mutahar lahir di Semarang pada 5 Agustus 1916.
Ia menempuh pendidikan di MULO B pada tahun 1934 silam.
Ia juga pernah bersekolah di AMS A-I pada 1938.
Pada tahun 1946-1947, Husein Mutahar menempuh pendidikan di Universitas Gadjah Mada jurusan Fakultas Hukum.
Husein Mutahar dikenal sebagai komponis musik Indonesia khusus lagu nasional dan kepanduan.
Beberapa lagu yang diciptakan Husein Mutahar adalah hymne Syukur dan Hari Merdeka.
Selain itu, ia juga menciptakan lagu berjudul Dirgahayu Indonesiaku.
Husein Mutahar juga menciptakan sejumlah lagu kepanduan seperti Tepung Tangan Silang-Silang, Mari Tepuk, Hymne Pramuka, Jangan Putus Asa, Saat Berpisah, Gembira, dan Slamatlah.
Karier Husein Mutahar diawali dengan menjabat sebagai Sekretaris Panglima Angkatan Laut RI di Yogyakarta.
Ia kemudian beralih menjadi pegawai tinggi Sekretariat Negeri di Yogyakarta pada tahun 1947.
Husein Mutahar juga sempat menjabat di beberapa departemen.
Pada tahun 1969-1973, ia mengemban jabatan sebagai Duta Besar RI DI Tahta Suci (Vatikan).
Selain menjadi komponis, Husein Mutahar juga menguasai 6 bahasa secara aktif.
Baca juga: Daftar 76 Nama Anggota Paskibraka 2023 dari 38 Provinsi
Di tahun 1974, Husein Mutahar dipercaya duduk di kursi Sektretaris Jenderal Departemen Luar Negeri.
Husein Mutahar merupakan tokoh utama Pandu Rakyat Indonesia, sebuah gerakan kepanduan independen yang nasionalis.
Dalam perjalanannya, gerakan kepanduan itu melebur menjadi gerakan pramuka.
Husein Mutahar juga aktif dalam gerakan pramuka tersebut.
Ia juga merupakan sosok pendiri Paskibraka.
Husein Mutahar meninggal dunia di Jakarta pada 9 Juni 2004.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah) (TribunnewsWiki.com/Puan)