Megawati Sindir MA Ferdy Sambo Lolos Hukuman Mati, Pertanyakan Moral Polri
Megawati sangat menyayangkan Mahkamah Agung yang memberikan keringanan hukuman kepada seorang perwira tinggi Polri, Ferdy Sambo.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum PDI-Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, menyoroti eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, yang lolos dari hukuman mati.
Sebagai seorang ibu, Megawati sangat menyayangkan Mahkamah Agung (MA) yang memberikan keringanan hukuman kepada seorang perwira tinggi Polri, Ferdy Sambo.
Padahal, dalam setiap persidangan, Ferdy Sambo sudah beberapa kali diputus hukuman mati oleh Hakim.
Hal itu diungkapkan Megawati dalam acara sosialisasi buku teks utama Pendidikan Pancasila jenjang pendidikan dasar dan menengah di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Senin (31/6/2023).
"Masa sekarang apa nggak sedih saya atas peristiwa Pak Sambo itu, lhoh betul lhoh, saya sebagai seorang ibu menangis."
"Saya bukan orang hukum, tapi saya bisa mikir lho, dua pengadilan yang tingkat pertama memutus hukuman mati, yang kedua hukuman mati, masuk ke MA kok pengurangan hukuman," kata Megawati, dikutip dari YouTube KompasTV, Selasa (23/8/2023).
Baca juga: ICW Usul ke Megawati: Dari Pada KPK Bubar, Lebih Baik Desak Penangkapan Harun Masiku
Megawati pun mempertanyakan letak hati nurani dan moral Polri, terkhusus dalam diri Ferdy Sambo.
"Bayangkan kemana perikemanusiaannya dan mana moral yang berada pada kepolisian sekarang, kalau mau (protes) ngamuk sini," lanjut Megawati.
Sebagai seorang senior, kata Megawati, Ferdy Sambo seharusnya tak melalaikan anak buah.
Apalagi sampai hati membunuhnya.
Melihat kasus Sambo, Megawati pun bertanya-tanya seperti apa hukum yang berlaku di Indonesia sebenarnya.
"Jangan anak buah itu dilalaikan, itu Pancasila lho, yang namanya Kemanusiaan Yang adil dan Beradab."
"Ini kok anak buah sendiri dibunuh, udah gitu saya mikir hukum di Indonesia ini hukum apa ya sekarang," ujar Megawati.
Baca juga: NasDem Tak Setuju Usulan Megawati Bubarkan KPK
Bagi Megawati, prajurit juga layak untuk hidup sama seperti orang-orang lainnya.