Pengamat: Budiman Sudjatmiko Tak Konsisten, Wajar Seruan Debat dengan Adian Napitupulu Muncul
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid, seruan terkait perdebatan tersebut tentu boleh saja dilakukan
Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
![Pengamat: Budiman Sudjatmiko Tak Konsisten, Wajar Seruan Debat dengan Adian Napitupulu Muncul](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tribun-network-wawancara-khusus-dengan-budiman-sudjatmiko_20230815_182240.jpg)
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Media sosial diramaikan dengan seruan dari kelompok yang mengatasnamakan Mahasiswa Indonesia.
Mereka menantang aktivis 98, Adian Napitupulu dan Budiman Sudjatmiko melakukan debat secara terbuka terkait siapa dalang penculikan aktivis 98.
Bagi Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Usman Hamid, seruan terkait perdebatan tersebut tentu boleh saja dilakukan.
Salah satu tujuannya adalah mencari titik terang soal aktor di balik penculikan 98.
“Perdebatan semacam itu boleh saja dilakukan untuk menjadi forum pencerahan publik,” kata Usman Hamid kepada wartawan, Selasa (22/8).
Baca juga: Budiman Sudjatmiko Bantah Merapat ke PSI Saat Hadiri Kopdarnas di Senayan
Kendati begitu, Usman tetap yakin bahwa perdebatan bukan merupakan jalan keluar dari kasus dugaan pelanggaran HAM yang sudah terjadi 35 tahun lalu itu.
“Tetapi yang lebih penting dari itu bukan diperdebatkan tetapi diselesaikan. Kira-kira begitu,” tandasnya.
Ditengarai undangan debat terbuka ini terjadi karena Budiman belum lama ini memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto maju dalam Pilpres 2024.
Budiman bahkan langsung mendeklarasikan Relawan Prabu (Prabowo-Budiman bersatu).
Usman Hamid tak kaget dengan adanya dukungan dari Budiman ke Prabowo. Sepengetahuan dia, Budiman memang sudah sejak lama kagum akan sosok Prabowo Subianto.
“Tidak mengagetkan karena sudah sejak 2009 begitu, hanya belum ganti baju Gerindra saja. Budiman memang sudah suka dengan Prabowo,” tandasnya.
Pengamat politik Emrus Sihombing menilai wajar adanya seruan debat terbuka tersebut.
Apalagi keduanya memang sama-sama merupakan aktivis 98 yang melawan pelanggaran HAM dan berasal dari PDI Perjuangan.
“Sangat wajar (debat terbuka), Budiman dan Adian sama-sama tokoh pada saat itu. Sementara Budiman menyeberang dan mendukung Prabowo yang sejak dulu berseberangan dengan keduanya. Bahkan melalui pasukan mawarnya kan dikejar mereka,” terangnya.
Emrus menilai seruan debat dari para mahasiswa Indonesia tersebut juga merupakan bentuk kekecewaan imbas adanya sikap inkonsistensi dari Budiman terkait perjuangan mahasiswa, khususnya angkatan 98.
“Jadi pemicunya adalah ketika Budiman Sudjatmiko menyeberang dengan mendukung Prabowo yang sejak dulu dilawan oleh teman-teman pergerakan. Jadi Budiman sebagai triger. Karena dia tidak konsisten dalam perjuangannya. Itu yang didukung kan orang yang berseberangan,” tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.