VIDEO Menteri LHK: Modifikasi Cuaca Perlu Dilakukan Karena Aliran Udara di Jakarta Sulit Bergerak
Siti Nurbaya Bakar menjelaskan mengenai alasan harus dilakukannya modifikasi cuaca di Jakarta.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Srihandriatmo Malau
"Itu kan alam sudah menuntun sebetulnya."
"Lalu dalam perkembangan zaman, ada artificial-nya, cara-cara mereka mengikuti alam dan kemudian dilakukanlah peralatan-peralatan itu mendekati bagaimana situasi alamnya," kata Siti.
"Oleh karena itu ketika teknik modifikasi cuaca harus dilakukan, memang kita juga mempelajari perilaku alam juga. Jadi ada awan-awan yang mengandung uap air yang cukup menjadi hujan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, untuk mengurangi polusi, Badan Riset dan Inonovasi Nasional (BRIN) menerapkan TMC (Teknologi Modifikasi Cuaca) di wilayah Jabodetabek.
Diprediksi hujan turun di tanggal 19-21 Agustus di Jabodetabek meliputi wilayah Kabupaten Cianjur, Depok, Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.
Diharapkan angin akan membawa awan bergerak ke arah Jakarta. Karena modifikasi cuaca tidak bisa menggeser awan, tetapi bisa memperluas area cakupan hujan.
Adapun posko TMC dipusatkan di Bandara Lanud Husein Sastranegara Bandung.
Dalam keterangan tertulisnya Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN, Budi Harsoyo mengatakan, kegiatan Teknologi Modifikasi Cuaca sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu Cina, Korea Selatan, Thailand, dan India.
Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan dana siap pakai BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
Menurut dia, cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan di daerah tertentu memang dengan menjatuhkan atau mengguyurnya dengan air hujan.
"Penyemaian pada Sabtu (19/8/2023) dilaksanakan 1 sorti penerbangan penyemaian awan hampir selama 2 jam penebangan (14.15-16.00 WIB) dengan menaburkan garam semai sekitar 800 kg di atas ketinggian 9000-10.000 kaki," kata Budi dikutip Senin (21/8/2023).
Kepala Pusat Meteorologi Publik, Andri Ramdhani, mengatakan, pada hari Sabtu (19/8) daerah Bogor Barat, Bogor Selatan, Bojong Gede, Kemang, Tenjolaya, Dramaga, Ciomas, Tamansari, Cijeruk, l Cigombong, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwiliang, Nanggung terjadi hujan.
Menurut Andri, peluang untuk melakukan TMC masih terbuka, hanya saja peluang tersebut cukup berat untuk dilakukan dengan melihat kondisi musim kemarau yang minim awan kumulus yang menjadi target untuk ditaburkan NaCl atau garam.
Dikatakan Andri, peluangnya untuk saat ini, apalagi dalam kondisi musim kemarau, cukup berat.