Eks Komandan Paspampres Sebut Kejanggalan Kasus Oknum TNI Bunuh Imam Masykur: Sama-sama Orang Aceh
Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono, eks Komandan Paspampres sebut kejanggalan di kasus tewasnya Imam Masykur yang dibunuh oknum Paspampres.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kasus tewasnya pria asal Aceh, Imam Masykur (25) yang dianiaya hingga tewas oleh oknum anggota TNI serta Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) menyita perhatian banyak orang.
Termasuk eks Komandan Paspampres periode 2001-2003, Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono.
Imam Masykur disebut sempat diculik hingga dianiaya sebelum akhirnya tewas.
Lantas jasad Imam Masykur ditemukan di Sungai Cibogo, Karawang, Jawa Barat pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Kini tiga pelaku yang merupakan anggota TNI itu telah diproses hukum.
Mereka adalah Praka RM (Riswandi Manik), Praka HS, dan Praka J.
Letjen TNI (Mar) (Purn) Nono Sampono pun mencium adanya kejanggalan atau keanehan.
Pasalnya, ketiga oknum TNI dan korban adalah sama-sama warga Aceh.
Menurut Nono, setidaknya mereka memiliki empati sesama perantau dari Tanah rencong.
"Pertanyaan besar adalah, korbannya dari Aceh, tiga pelaku dari Aceh, aneh kan. Harusnya dengan latar belakang kultural satu suku ada ikatan emosional," kata Nono di mengutip tayangan YouTube Kompas TV.
Terlebih, Nono yang juga pernah menjabat Gubernur Akademi Militer dan Danjen Akademi TNI, sangat memahami pendidikan yang dibekali kepada para calon anggota TNI sebelum bertugas, mengutip TribunJakarta.com.
Anggota TNI tidak hanya dididik secara fisik, tetapi juga secara karakter dan mental.
"Tentang pendidikan, pendidikan mereka mengalami pembekalan bukan hanya fisik tapi mengenai kepribadian, mental ideologi juga diberikan pelajaran," kata Nono.
Nono menegaskan, setiap anggota TNI diajarkan untuk pantang menyakiti hati rakyat apalagi fisiknya.