Diterpa Isu PKB akan Hengkang karena Kecewa, Airlangga Pastikan Koalisi Indonesia Maju Solid
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tetap solid.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
![Diterpa Isu PKB akan Hengkang karena Kecewa, Airlangga Pastikan Koalisi Indonesia Maju Solid](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/perayaan-hut-ke-25-partai-amanat-nasional_20230828_220708.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Maju yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tetap solid.
Hal itu disampaikan Airlangga usai Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, (31/8/2023).
Terkait isu, akan hengkangnya PKB dari koalisi, Airlangga membantahnya. Ia mengaku belum mendengar soal isu tersebut.
"(Cak Imin) belum pernah bicara itu. Sampai sekarang belum ada pembicaraan seperti itu," katanya.
Sebelumnya Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai bergantinya nama Koalisi Kebangsaan Indonesia Raya (KKIR) jadi Koalisi Indonesia Maju, menandakan hubungan Prabowo dan Cak Imin sedang tak bagus.
Diketahui perubahan nama itu dilakukan pasca bergabungnya PAN dan Golkar beberapa waktu lalu.
"Cak Imin atau PKB tentu kelihatannya bisa saja kecewa karena tidak diajak, tidak rembuk terkait dengan pergantian nama koalisi itu," kata Ujang dihubungi Kamis (31/8/2023).
Kemudian dikatakan Ujang tidak diajaknya Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin terkait pergantian nama tersebut. Karena hubungan antara Cak Imin dan Prabowo sedang tidak bagus.
"Bisa jadi karena memang saya melihat hubungan antara Prabowo dan Cak Imin sedang tidak bagus atau tidak baik-baik saja," kaya Ujang.
Ujang melanjutkan dan sebagai partai yang sudah diawal bersama dengan Gerindra.
"Tentu bisa saja Cak Imin merasa kecewa, gusar dalam konteks itu. Tapi apa boleh buat politik selalu menghadirkan dinamikanya sendiri yang begitu cepat, kencang, bisa berubah-ubah setiap saat," lanjutnya.
Kemudian dikatakan Ujang pasca masuknya Golkar dan PAN. Cak Imin kelihatannya perannya di koalisi Prabowo Gerindra mulai memiliki saingan.
"Yang dulu ketika PAN dan Golkar belum masuk. Cak Imin menjadi sangat tinggi daya tawarannya di mata Prabowo. Karena begitu Cak Imin loncat ketika tidak dijadikan cawapres, pasti Pak Prabowo tidak bisa jadi capres karena kurang dari 20 persen (Presidential Threshold)," kata Ujang.
"Tetapi pasca masuknya PAN dan Golkar, Prabowo sudah lebih dari 20 persen kalau dihitung 4 parpol koalisi," tutupnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.