Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pakar Sosiologi Politik Menilai NU dan Jokowi Berpotensi Tentukan Kemenangan Capres di Pilpres 2024

Dr Kuskridho Ambardi mengungkapkan Nahdlatul Ulama dan Presiden Joko Widodo bisa menjadi penentu kemenangan di Pilpres 2024.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pakar Sosiologi Politik Menilai NU dan Jokowi Berpotensi Tentukan Kemenangan Capres di Pilpres 2024
sekretariat presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Ibu Iriana Joko Widodo meninjau pasokan dan harga sejumlah komoditas pangan di Pasar Grogolan Baru, Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah, pada Selasa, (29/8/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Sosiologi Politik sekaligus dosen senior di Fisipol UGM Yogyakarta Dr Kuskridho Ambardi mengungkapkan Nahdlatul Ulama dan Presiden Joko Widodo bisa menjadi penentu kemenangan di Pilpres 2024.

Menurutnya hal itu bisa dilihat dari hasil survei dari beragam lembaga yang menyatakan jarak keterpilihan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sangat tipis.

Bahkan masih masuk dalam batas galat atau batas kesalahan (margin of error).

“Data dari lembaga survei kredibel menunjukkan bahwa jarak Pak Prabowo dan Pak Ganjar masih dalam rentang margin of error. Kalau dengan Mas Anies memang agak jauh jaraknya, jadi kita coba menganalisis yang jaraknya dekat dulu, antara Pak Ganjar dan Pak Prabowo,” kata Kuskridho dalam keterangannya Jumat (1/9/2023).

Menurutnya dengan hasil yang masih dalam rentang margin of error, maka jika hasil survei Ganjar ditambah 2 persen dan Prabowo dikurangi 2 persen (rentang margin of error) atau sebaliknya.

Maka diungkapnya cukup mencari suara tambahan 5-7 persen bagi Prabowo maupun Ganjar supaya bisa memenangi laga politik lima tahunan ini. 

 
“Ketika 5 sampai 7 persen itu dibutuhkan, NU sebagai basis masa terbesar di Indonesia saya kira sangat bisa,” sambungnya.

BERITA REKOMENDASI

Doktor ilmu politik dari Ohio State University (OSU) Amerika Serikat itu menganalisa, dukungan dari NU sangat diperlukan karena organisasi yang kini telah berusia 2 abad ini memiliki basis massa loyal tradisional yang cukup bisa digerakkan oleh sebuah tim. 

Baca juga: Soal Duet Anies-Cak Imin di Pilpres 2024, Pengamat Soroti Pengaruh Jokowi

"NU juga memiliki pengalaman menggerakkan massa dan banyak tokoh NU yang memiliki pengalaman elektoral. Selama ini, karena pengurus PBNU terikat khittah untuk tidak berpolitik praktis, mereka tidak bisa secara terang-terangan menggerakkan warga NU sehingga di setiap pemilihan legislatif suara nahdliyin tersebar di banyak partai politik," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas