Sosok KH Thoifur, Kiai Purworejo di Balik Perjodohan Anies Baswedan-Cak Imin Menuju Pilpres 2024
Terungkap sosok KH Muhammad Thoifur Mawardi, kiai asal Purworejo di balik perjodohan Anies Baswedan dan Cak Imin sebagai capres-cawapres.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terungkap sosok KH Muhammad Thoifur Mawardi, kiai asal Purworejo Jawa Tengah yang menjadi orang di balik perjodohan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai capres dan cawapres untuk Pilpres 2024.
Diketahui, sebelum duet Anies-Cak Imin dideklarasikan jadi bakal capres-cawapres di Hotel Majapahit Surabaya Sabtu (2/9/2023), Anies ternyata pernah mendapat pesan dari KH Thoifur.
Saat itu Anies Baswedan hendak terbang dari Bandara Internasional Djuanda, Surabaya, Jawa Timur menuju Jakarta, Senin (29/8/2023).
Langkah kakinya terhenti ketika Anies tinggal beberapa langkah menuju pintu keberangkatan.
Saat itu, Anies Baswedan dicegat KH Abdullah Munif, Pengasuh Pondok Pesantren Anwarul Maliki Sukorejo, Pasuruan, Jawa Timur.
Baca juga: Anies Baswedan Buka Suara soal Sering Dianggap Punya Kedekatan dengan FPI dan Habib Rizieq Shihab
Gus Munif, sapaan akrab KH Abdullah Munif lantas meminta waktu sebentar untuk berbincang dengan Anies.
“Pak Anies, saya minta waktu bicara,” ujar Gus Munif dalam keterangan yang dilansir, Kamis (7/9/2023).
Dalam perbincangan bersama Anies Baswedan, Gus Munif mengungkap ingin menyampaikan pesan dari KH Thoifur.
“Ada pesan dari KH Thoifur, agar Pak Anies berpasangan dengan Muhaimin,” kata Gus Munif.
Baca juga: Daftar Purnawirawan Jenderal TNI-Polri Dukung Anies VS Ganjar, Kubu Mana Paling banyak Bintangnya?
Mendengar hal tersebut, Anies pun menanggapisingkat.
“Tolong sampaikan salam pada KH Thoifur, mohon doanya,” ucap Anies saat itu.
Anies Baswedan diketahui pernah bertemu KH Thoifur di Makkah saat dirinya menjalankan ibadah haji belum lama ini.
Nasehat KH Thoifur agar Anies berpasangan dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun diceritakan Cak Imin saat diwawancara presenter Najwa Shihab dalam program Mata Najwa (4/9/2023).
Dalam wawancara tersebut, Cak Imin menyebut ia mendapat 'arahan' dari KH Thoifur.
"Ada Kiai Thoifur dari Jawa Tengah, Beliau memimpin 150-an jemaah haji. Saya dipanggil ke hotelnya. Seperti biasa, setiap kiai yang saya bisa sowan, saya sowan. Beliau itu tiba-tiba bilang, 'Muhaimin saya sudah istikharah, jodohmu itu Anies',” katanya.
Profil KH Thoifur Mawardi
KH Thoifur Mawardi merupakan kiai kharismatik pemilik Ponpes Darut Tauhid Kelurahan Kedungsari, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Ulama kelahiran 8 Agustus 1955 ini dikenal sebagai ahli istikharah dan dihormati kaum nahdiyin.
Ayahnya, KH R Mawardi, merupakan keturunan dari Joko Umbaran yang konon masih trah dari Sultan Agung.
Keilmuan dan karomah KH Thoifur kesohor hingga ke Timur Tengah.
Perjalanan keilmuannya melanglang buana dalam menuntut ilmu di daerah Jawa, seperti di Pondok Sugihan Kajoran, Magelang, Pondok Lasem, Pondok Rembang, Jawa Tengah.
Ia juga sempat menjadi santri cukup lama di Rushaifah, Makkah, di tempat Imam Ahlussunnah wal Jamaah Abad 21, Al-Qutb Al-Irsyad wad Da’wah As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, dan menjadi salah satu santri terbaik di sana pada periode tahun 1976 hingga 1988.
Kiai kondang ini juga berjuluk ahli mimpi bertemu Rasulullah SAW, karena seringnya bermimpi berjumpa Nabi Muhammad.
Salah satu karomah yang dimilikinya adalah penemuan Sumur Thoifur di Pesantren Rushaifah.
Sumur itu menjadi sumber air bersih untuk kebutuhan sehari-hari para santri.
Penemuan sumber air ini terjadi saat ia menjadi santri di sana, saat pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari begitu sulit.
Ia pun bahkan tak mandi berhari-hari mengingat sulitnya mencari air kala itu.
Di tengah upaya banyak pihak untuk menemukan air, KH Thoifur melakukan shalat Istikharah untuk mencari sumber air.
Hingga, ia bermimpi bisa melihat sebuah sumur, lalu menimba air di sumur tersebut.
Saat menimba itu, ia merasakan tali yang ditariknya sangat berat, hingga nampaklah sosok tubuh Baginda Nabi Muhammad SAW.
Mimpi itu diceritakan pada gurunya, Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.
Akhirnya, Sayyid Miuhammad memerintahkan untuk menggali sesuai petunjuk dari mimpi KH Thoifur.
Ajaibnya, galian belum sedalam dua meter, didapatilah sumber mata air yang diharapkan.
Begitulah. keluasannya dalam banyak bidang keilmuan membuatnya dijuluki sebagai "Kitab Berjalan", Para ulama dan habib pun menaruh hormat pada kealimannya. (*)