Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenang Peristiwa Tanjung Priok: Intel Disusupkan ke Kelompok Islam Hingga Perkara Gusuran

Mengenang Peristiwa Tanjung Priok 39 tahun lalu yang menyebabkan puluhan warga sipil meninggal dunia.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Mengenang Peristiwa Tanjung Priok: Intel Disusupkan ke Kelompok Islam Hingga Perkara Gusuran
TRIBUN/DANY PERMANA
Ilustrasi ujuk rasa pelanggaran HAM berat. 

Keluarga korban mengklaim korban tewas dan terluka mencapai ratusan orang.

Beni Biki, adik Amir Biki menuding Benny Moerdani dalang di balik kekerasan berdarah itu.

"Sejak Benny menjabat Panglima ABRI pada 1983 tekanan terhadap kelompok Islam semakin keras," kata Beni Biki.

Memang peristiwa berdarah Tanjung Priok menyeret Benny Moerdani ke pusaran konflik kelompok politik Islam dengan pemerintahan Presiden Soeharto kala itu.

Ketika itu rezim Soeharto memang terkesan menekan kelompok yang mulai membesar terutama setelah kemenangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu tahun 1982.

Ditambah lagi agama Katolik yang dianut Benny Moerdani semakin tidak menguntungkan pria kelahiran Cepu, Jawa Tengah tersebut.

Eks Anggota Komisi Penyelidik dan Pemeriksa Pelanggaran HAM Tanjung Priok, Albert Hasibuan dalam buku Seri Buku Tempo Tokoh Militer bertajuk "Benny Moerdani yang Belum Terungkap"sebagai orang yang diduga bertanggung jawab dalam peristiwa berdarah tersebut tidak berbicara sedikitpun saat pemeriksaan pada Kamis siang 4 Mei 2000.

Berita Rekomendasi

Pemeriksaan satu jam tersebut Benny hanya memberikan keterangan tertulis dan dibacakan ajudannya.

Dalam pernyataan tersebut Benny menyatakan tidak mengetahui terjadinya bentrokan massa dengan aparat Militer pada 12 September 1984.

Dia baru mengetahui dua jam kemudian setelah dikabari Pangdam Jaya saat itu Jenderal Purnawirawan Try Sutrisno.

Salah satu eks anak buah Benny Moerdani juga menyebut kasus Tanjung Priok merupakan tanggung jawab Panglima Kodam Jaya, Try Sutrisno.

Semestinya Try Sutrisno yang menangani perkara berdarah tersebut.

Namun kala itu Presiden Soeharto justru memerintahkan Benny Moerdani yang menangani agar situasi ibu kota tenang.

"Repot lah pak Benny karena dia seorang Kristiani," ujar eks anak buah Benny.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas