Mengenang Peristiwa Tanjung Priok: Intel Disusupkan ke Kelompok Islam Hingga Perkara Gusuran
Mengenang Peristiwa Tanjung Priok 39 tahun lalu yang menyebabkan puluhan warga sipil meninggal dunia.
Editor: Adi Suhendi
Menurut dia sebagian massa adalah binaan intelijen Kodam Jaya karenanya mereka berani turun ke jalan.
Letnan Jenderal Marinir Purnawirawan Nono Sampono yang juga eks ajudan Benny Moerdani membenarkan adanya agen-agen intelijen yang disusupkan ke kelompok islam.
Ia tak mengerti mengapa Benny harus bertanggung jawab atas peristiwa Tanjung Priok.
"Kasus Priok bukan by design melainkan accident. Gampang sekali disulut, orang lapar," kata Nono Sampono.
Di lain pihak Try Sutrisno memastikan tidak ada perintah penembakan saat peristiwa Tanjung Priok meletus.
"Rakyat spontan emosi akhirnya mau bakar Kodim, Polres sampai ada korban," ujar Try.
Ia juga menegaskan tidak ada pelanggaran HAM saat peristiwa terjadi karena tidak terpenuhi unsur adanya perintah atasan serta kejadian meluas dan sistematis.
Beni Biki menolak jika kakaknya Amir Biki dicap seorang intel.
Menurut dia, justru sang kakak sering didatangi intel saat menggelar diskusi di rumahnya Jalan Simpang Lima Semper, Koja, Jakarta Utara.
Pernah juga salah seorang rekan Amir datang menjual granat tangan kemudian dilaporkan ke Amir.
Tapi, menurut Beni orang itu lalu dibebaskan polisi dua hari setelah dilaporkan Amir.
Sementara itu Nono Sampono mengaku sempat mendengar kabar dari Kodam Jaya tentang adanya gerakan massa pada Rabu sore melalui radio monitor.
Saat tiba di kantor Polres Jakarta Utara, Benny Moerdani saat itu sempat menginterogasi belasan prajurit Artileri Pertahanan Udara (Arhanud).
"Coba kamu ceritakan apa yang terjadi. Bagaimana kamu bisa nembak orang?" Kata Benny saat itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.