VIDEO Demokrat Masih Cari Teman Koalisi, Tapi Pastikan Tidak Akan Kembali ke Koalisi Anies-Cak Imin
Kepala Bakomstra Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra tegaskan Partai Demokrat tidak akan kembali ke Koalisi Perubahan.
Editor: Srihandriatmo Malau
"Ya saya pikir Insyaallah, kedua pemimpin ini akan pada saat yang tepat akan bertemu," ungkap Syarief.
Pengamat Nilai Demokrat Berpeluang Merapat ke PDIP
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menilai Demokrat lebih berpeluang bergabung dengan PDIP untuk mendukung Ganjar sebagai capres 2024.
Lantaran, Demokrat dinilai akan sulit merapat ke Gerindra yang mendukung Prabowo karena SBY ketika menjadi Anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) merupakan salah satu orang yang menekan pemecatan Prabowo.
Diketahui, DKP dibentuk pada 1998 untuk mengusut kasus penghilangan paksa sejumlah aktivis yang menyeret Prabowo selaku Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus saat itu.
"Sehingga ini juga sulit dan menjadi beban mental SBY sendiri. Dengan pilihan sulit itu, jika harus berkoalisi maka peluang besarnya ke PDIP, meskipun sebatas pelarian, bukan koalisi yang benar-benar solid dan dari hati," kata Dedi, Senin (11/9/2023).
Dedi pun menjelaskan, dari sisi peluang pun, baik mendukung Ganjar atau Prabowo, potensi AHY menjadi bacawapres sangat minim.
"Dari sisi peluang, kemanapun Demokrat berlabuh tetap minim potensi mengusung AHY sebagai cawapres, termasuk bila berkoalisi dengan PDIP," kata Dedi kepada Tribunnews.com.
"Jadi harus tunduk jika memang ingin berkoalisi. Tetapi, membaca situasi justru Demokrat miliki peluang mengikuti Pemilu tanpa koalisi," ujar Dedi.
Dedi juga menjelaskan, alasan Demokrat tak kunjung mengumumkan arah dukungan karena sistem keputusan tertinggu yang tidak berada di ketua umum.
"Sehingga keputusan penting partai mengacu pada SBY dan SBY termasuk tokoh yang tidak sigap serta tidak taktis," ucapnya.(Tribunnews.com/Rifqah/Adi Suhendi)