Politikus PKB Jawab Kritik Ketua Umum PBNU Gus Yahya
Meski demikian, menurut Luluk, ada perbedaan konteks antara 'pendiri' dan 'deklarator', dalam hal ini terkait kelahiran PKB.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, menyebut dia merupakan pendiri dan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga saat ini.
Ketua DPP PKB Luluk Nur Hamidah, mengaku berterima kasih jika pria yang kerap disapa Gus Yahya itu masih mengakui bahwa dia merupakan bagian dari Partai Kebangkitan Bangsa.
"Ya kalau beliau menyampaikan itu sih ya kita sih terima kasih aja. Kita terima kasih aja karena beliau masih mengakui bahwa beliau itu bagian penting dari sejarah lahirnya PKB dan beliau juga tetap sebagai kader PKB," kata Luluk saat dihubungi Tribunnews.com, di Jakarta, Sabtu (16/9/2023).
Luluk tak menampik soal banyaknya tokoh NU yang membantu dalam mendirikan PKB.
Baca juga: Gus Yahya: Hubungan PBNU dengan PKB Memang Tidak Erat
Meski demikian, menurut Luluk, ada perbedaan konteks antara 'pendiri' dan 'deklarator', dalam hal ini terkait kelahiran PKB.
Ia menjelaskan, 'deklarator' merupakan figur-figur atau tokoh yang terpilih untuk mewakili dari sekian banyak tokoh serta para kyai Nahdlatul Ulama (NU) yang ikut melahirkan PKB dan ditasbihkan sebagai deklarator.
Sedangkan konteks 'pendiri', menurutnya, banyak yang ikut melahirkan dan juga menjadi bagian penting dari kelahiran PKB. Bahkan seluruh Indonesia.
"Karena PKB ini sesungguhnya dilahirkan dan diinisiasi memang oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, para kyai, tetapi di SK-kan, dilegalkan melalui surat keputusan PBNU," kata Luluk.
"Tetapi siapa yang kemudian menggawangi kemudian ikut mendirikan, kalau kita bicara partai, seluruh Indonesia dong. Berarti ada begitu banyak tokoh-tokoh yang tidak bisa tersebut satu persatu persatu. Tetapi di wilayah masing-masing itu pasti tercatat siapa-siapa yang ikut mendirikan PKB," sambungnya.
"Dan menurut saya penjelasan dari Gus Yahya ini malah kemudian bisa menjawab, termasuk misalnya pihak lain yang selalu mengklaim bahwa PKB ini adalah miliknya siapa, misalnya kan seperti itu nih," ucapnya.
Lanjut Luluk, soal 'pendiri' itu juga harus dimaknai pendirian secara formal.
Misalnya yang berkaitan dengan badan hukum, kemudian pendirian yang berkaitan dengan dukungan, baik itu secara moril, atau material, atau bahkan juga dukungan yang secara langit bagi kelahiran PKB.
Luluk menambahkan dalam konteks tersebut, Gus Yahya merupakan pendiri PKB.
"Ya berarti itu seluruh Indonesia pasti ada tokoh-tokohnya ya, termasuk tidak terkecuali kemudian juga Gus Yahya," ucap Luluk.
Oleh karena itu, Luluk mengungkapkan beberapa pihak merasa perihatin dengan sikap Gus Yahya yang keras terhadap PKB.
"Makanya sebenarnya kan beberapa kali dan beberapa pihak juga kemudian sempat perihatin misalnya ketika Gus Yahya bersikap keras ya terhadap PKB mengingat beliau juga bagian dari sejarah lahirnya PKB. Termasuk ya ayah beliau sendiri termasuk tokoh di balik kelahiran PKB," katanya.
Luluk mengatakan apa yang disampaikan Gus Yahya bukan persoalan utama.
Menurutnya jika seseorang menganggap dirinya merupakan bagian penting dari PKB maka harus membantu dalam memperjuangkan tujuan-tujuan politiknya, termasuk salah satunya mewujudkan kemaslahatan publik.
"Nah, saya kira itu tidak ada soal dari apa yang beliau sampaikan. Tinggal kemudian kalau kita memang menjadi bagian penting dari partai ini, ketika kita punya hajat besar, misi besar untuk bisa memperjuangkan tujuan-tujuan politik kita sehingga kita bisa mewujudkan kemaslahatan publik, ya kita harapkan siapapun yang merasa dan mengaku sebagai kader, lebih-lebih sebagai pendiri PKB ikut menyokong itu," ucap Luluk.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan bahwa dia adalah salah satu pendiri PKB.
Bahkan sampai saat ini, Gus Yahya mengaku tidak pernah keluar dari partai tersebut.
Itu disampaikan Gus Yahya ketika menegaskan bahwa pengurus PBNU yang menjadi aktivis partai adalah membawa nama pribadi, bukan lembaga.
"Saya sendiri, misalnya saya ini pendiri PKB termasuk, saya ini salah seorang pendiri PKB bahkan sebelum dibicarakan di PBNU pada waktu itu saya ikut serta memulai pembicaraannya bersama sejumlah kiai," kata Gus Yahya di kantor PBNU, Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Dia lalu menceritakan pertemuan pertama kali dalam rangka membentuk PKB sebagau partai baru, bahkan digelar di rumahnya di Rembang, Jawa Tengah.
Gus Yahya masuk ke tim yang bertugas mempersiapkan berbagai macam dokumen pembuatan partai baru.
"Kemudian diserahkan kepada PBNU dan PBNU yang mendirikan partai itu," kata Gus Yahya.
Dia lalu menegaskan, bukan hanya ikut mendirikan PKB, melainkan ia juga merupakan anggota PKB sampai saat ini.
"Saya tidak pernah keluar dari PKB sampai hari ini. Tapi sebagai ketua umum PBNU, sebagai Ketum PBNU, saya tidak boleh menyeret-nyeret NU ke dalam PKB, sebagai ketua umum. Menyeret-nyeret NU dalam PKB nggak bisa," ujarnya
"Sebagaimana halnya saya tidak boleh menyeret-nyeret NU ke dalam partai yang lain. Menyeret-nyeret NU untuk mendukung calon ini atau calon itu karena tidak diperbolehkan oleh norma organisasi," tandas Gus Yahya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.