Ilham Aidit Sebut Persekusi dan Stigmatisasi Eks PKI Masih Terjadi Hingga Saat Ini
Ilham Aidit menyebut hingga saat ini persekusi, diskriminasi bahkan kekerasan terhadap keturunan PKI.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putra keempat Dipa Nusantara Aidit atau DN Aidit, Ilham Aidit menyebut hingga saat ini persekusi, diskriminasi bahkan kekerasan terhadap keturunan atau orang-orang yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Partai Komunis Indonesia(PKI) masih saja terjadi di akar rumput.
Padahal kata Ilham sudah banyak aturan-aturan yang sifatnya diskriminatif terhadap PKI dicabut juga dokumen negara tertulis dan menjelaskan dengan terang benderang mengenai peristiwa G30S.
Ilham bahkan menceritakan pada tahun 2016 saat ada peluncuran sebuah buku di kawasan Cikini, Jakarta Pusat masih terjadi aksi persekusi, diskriminasi, dan kekerasan.
"Masih berkali-kali terjadi saat ada kegiatan di tahun 2016 kalau enggak salah ada kegiatan di TIM dibubarkan. Padahal pencabutan aturan perundangan sudah dilakukan ternyata di akar rumput masih terjadi," ujar Ilham saat diwawancarai khusus oleh Tribun beberapa waktu lalu.
Ilham mengatakan setelah reformasi, ada angin segar bahwa kemudian persekusi, diskriminasi atau stigmatisasi terhadap keturunan PKI dan pengikutnya bakal berkurang.
Baca juga: Ilham Aidit: Tiap Bulan September Orang Hanya Fokus ke Peristiwa G30S, Padahal . . .
Tetapi kemudian kata dia masih ada segelintir orang yang mencoba menggoreng lagi masalah tersebut.
Membicarakan soal komunisme, kudeta, dan sebagainya.
Ia pun menyebut nama eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo yang menurutnya tidak memiliki motif jelas mengungkit kembali isu-isu soal PKI.
"Seperti misalnya ada mantan pejabat maaf pak Gatot Nurmantyo masih dengan semangat membara menyebut komunisme di Indonesia masih ada, mereka bangkit, mereka bergerak dan sebagainya. Sebenarnya gampang, kalau betul ada anda informasikan kepada aparat tunjukkan dimana kantornya, rampas dokumennya bawa ke pengadilan dan adili kalau salah tapi jangan kemudian hanya giring opini tanpa bukti itu berbahaya," ujar Ilham.
Baca juga: 39 Warga Eksil Akibat Peristiwa G30S PKI 1965 Akan Dinyatakan Bukan Pengkhianat Negara
"Sebab kita sedang semangat membicarakan negara demokrasi dan menghilangkan diskriminasi dan stigma tapi anda terus menggaungkan soal itu entah kepentingannya apa ya, bisa jadi memang mereka mereka ini itu hanya bisa eksis kalau bicara PKI, PKI sudah tidak ada, PKI sudah bangkrut bahkan mereka sudah tua umurnya 80 sampai 90 tahun tapi itu kemudian dibangkitkan karena dengan bangkitnya isu itu mereka jadi eksis itu tidak fair," tambah Ilham.
Ilham juga mengaku sedih dan muak dengan pihak-pihak yang masih menggoreng isu soal PKI dan komunisme.
Meski kata dia dirinya dan beberapa keturunan PKI lainnya sudah menduga bakal terjadi hal seperti itu.
"Di satu pihak ini menyedihkan kapan ini berakhir, kapan stigma ini berakhir. Kami memang sudah sangat siap bahkan ini tidak berakhir pada ujungnya, pun kita sudah sangat siap karena memang ada begitu banyak orang yang mengambil isu ini atau makanan basi ini untuk terus diperdagangkan. Dengan memperdagangkan itu kemudian mereka eksis lagi itu juga saya pikir sikap-sikap memuakkan dari orang-orang yang menggoreng isu ini, karena kami sebetulnya masih ada banyak hal-hal yang harus dibicarakan selain masalah komunisme," kata Ilham. (Tribunnews.com/ willy widianto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.