Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

UIN Sunan Ampel Resmi Punya Guru Besar Linguistik Pertama

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Adab UIN Sunan Ampel Surabaya Kamal Yusuf resmi menerima SK Guru Besar Bidang Linguistik.

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Adi Suhendi
zoom-in UIN Sunan Ampel Resmi Punya Guru Besar Linguistik Pertama
Istimewa
Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Adab UIN Sunan Ampel Surabaya Kamal Yusuf resmi menerima SK Guru Besar Bidang Linguistik 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Adab UIN Sunan Ampel Surabaya Kamal Yusuf resmi menerima SK Guru Besar Bidang Linguistik.

Ia menjadi guru besar pertama di bidang linguistik di UIN Sunan Ampel Surabaya.

SK Pengangkatan sebagai guru besar dengan Nomor 50079/M/07/2023 ditandatangani Mendikbudristek Nadiem Makarim tertanggal 8 September 2023.

Surat pengangkatan sebagai guru besar pertama bidang linguistik diterimanya dari Kementerian Agama, Kamis (21/9/2023).

"Alhamdulillah, SK pengangkatan guru besar telah resmi saya terima. Ini menjadi amanah untuk terus mengabdi di jalur ilmu," ujar Kamal dalam keterangan yang diterima, Jumat (22/9/2023).

Baca juga: Bamsoet Dukung Kerja Sama Universitas Perwira Purbalingga - Keimyung University Daegu Korea Selatan

Kamal menempuh pendidikan S-1 di Sastra Arab Universitas Padjajaran Bandung.

Berita Rekomendasi

Lalu dirinya, melanjutkan, studi doktor University of Leipzig, Jerman.

Kemudian resmi menjadi dosen UIN Sunan Ampel sejak tahun 2005.

Ada sejumlah karya ilmiah yang ditampilkan di jurnal internasional dan jurnal nasional bereputasi seperti "The Commodification of Arabic in the Commercial Linguistic Landscape of Leipzig", "Menelusuri Kata ‘‘Wabah‘‘ dan ‘‘Tho’un‘‘ dalam Korpora Diakronis Arab-Indonesia", "The linguistic landscape of mosques in Indonesia: materiality‎ and identity representation" dan lain-lain.

Baca juga: Cerita Jokowi Tidak Bisa Dinego Soal Tinggi Gedung Universitas NU

Pria berusia 44 tahun ini tumbuh dan besar di lingkungan dan berasal dari keluarga santri.

Ia merupakan santri Pesantren Alquran di Sidayu, Gresik.

Adapun saat jenjang pendidikan tingkat SLTP ia menjadi santri di Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo.

Sedangkan saat SLTA ia menerima beasiswa dari Kementerian Agama sebagai siswa di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Jember.

"Semoga ini menjadi motivasi bagi santri lainnya untuk terus berkarya di jalur akademik," kata alumnus magister linguistik Universitas Indonesia (UI) ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas