Istri Hamil 9 Bulan, Ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Sempat Curhat Ingin Dinas di Jawa
Riski Aritonang sahabat Brigpol Setyo Herlambang menyebut, ajudan Kapolda Kaltara itu sering curhat bahwa Ajudan ingin pindah dinas ke pulau Jawa.
Penulis: Abdi Ryanda Shakti
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil autopsi mendiang Brigpol Setyo Herlambang atau Brigpol SH yang meninggal dunia pada Jumat (22/9) lalu sudah dirilis.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Stefanus Satake Bayu mengatakan hasil autopsi jenazah bisa disimpulkan dan hasil sementara dari Dokkes menyebutkan meninggalnya pengawal pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara itu karena luka tembak mengenai dada sisi kiri.
"Peluru itu mengenai jantung dan paru-paru sehingga mengakibatkan pendarahan yang hebat," ujar Kombes Satake Bayu, Minggu (24/9/2023).
Menurut Kombes Satake Bayu, selesai autopsi jenazah langsung dibawa ke Weleri Kabupaten Kendal, Jawa Tengah untuk dimakamkan.
Mendiang Brigadir Setyo Herlambang dimakamkan secara kedinasan.
"Irup upacaranya Wadansat Brimob Polda Kaltara AKBP Sutrisno. Kalau petugas lainnya dari Polres Kendal," ujarnya.
Terkait hasil autopsi, Ia menyebut hingga saat ini belum berkomunikasi dengan keluarga.
Pihaknya berharap keluarga Brigadir Setyo Herlambang bisa menerima.
"Dari Kaltara sudah merilis hasil penyidikan bahwa ini karena kelalaian yang bersangkutan," ujarnya.
Diketahui Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang, ditemukan tewas di kamar rumah dinasnya kawasan Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, pada Jumat (22/9) sekitar pukul 13.10 WITA.
Brigpol Setyo menjabat sebagai Banit 3 Subden 1 Den Gegana Satuan Brimob Polda Kaltara.
Ia tewas diduga akibat kelalaian saat membersihkan senjata api.
Tim dari Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Kaltara sudah melakukan olah tempat kejadian perkara. Kapolda Kaltara, Irjen Pol Daniel Adityajaya beserta rombongan juga mengikuti proses autopsi.
Irjen Daniel menjelaskan terkait luka jenazah, Kapolda enggan menjawab dan meminta menanyakan ke bagian kesehatan.
Dirinya akan menerangkan hasil penyidikan ketika telah ada kejelasaan.
"Nanti kalau sudah ada yang jelas hasil penyidikan kami sampaikan. Penyidikan dilakukan gabungan ada Reskrim, Propram, Dokkes," tuturnya. Kapolda Kaltara menjelaskan, Brigpol Setyo Herlambang belum begitu lama menjadi pengawal pribadinya ( walpri ).
"Dia baru jadi walpri saya sekitar tiga empat bulan," ujarnya.
Terpisah, Kakak ipar Setyo, Agus Dwijatmiko, mengatakan saat itu pihak keluarga diinformasikan bahwa Setyo tewas karena kecelakaan.
Baca juga: Polda Kaltara Bentuk Tim Gabungan Usut Kematian Ajudan Kapolda, Ada Propam hingga Reserse
Pengakuan Agus, pada pukul 10.45 WIB istri Setyo masih melakukan komunikasi dengan suaminya. Saat itu Setyo sempat meminta sang istri menjaga makan karena sedang hamil sembilan bulan.
"Tidak ada masalah, jam 10.44 WIB masih WA-nan sama adik saya (istri Setyo). Istri posisi di Medoho, Semarang. WA-nan suruh makan yang banyak karena adik saya kan sedang hamil. Terus lost kontak," kata Agus.
Dirinya berharap kasus tewasnya korban dapat dibuka dan diusut secara transparan. Agus merasa kasihan karena istri korban sedang dalam posisi mengandung.
"Harapan keluarga minta supaya transparan dibuka kenapa ada kejadian seperti itu sedangkan di sini saya kasihan sama adik saya mau melahirkan," kata dia.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memerintahkan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya untuk mengusut kasus tewasnya Brigadir Polisi Setyo Herlambang.
"Yang jelas sudah saya perintah kepada Pak Kapolda (Kaltara) bahwa terkait dengan peristiwa yang terjadi betul-betul diusut secara cermat, secara tuntas," tegas Kapolri di Lapangan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.
"Manfaatkan CSI (Crime Science Investigation) yang kita miliki sehingga kemudian hasil akhirnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," sambungnya.
Dirinya juga sudah menurunkan dokter-dokter forensik yang dimiliki oleh Bareskrim Puslabfor Polri guna menyelidiki penyebab kematian Setyo.
Dia tidak ingin tergesa-gesa menyimpulkan penyebab tewasnya Brigadir Setyo lantaran saat ini jajarannya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Saya juga tidak mau tergesa-gesa. Karena kemarin juga sedang dilakukan autopsi dan tentunya di luar autopsi tim Labfor juga bekerja dan ini semua akan menjadi satu kesatuan," jelasnya.
"Yang kemudian menjadi kesimpulan di dalam hasil penyelidikan nanti apakah ada unsur lain. Semuanya tentunya akan didapatkan setelah rangkaian tersebut," tambahnya.
Selain itu ia juga memastikan bahwa pihaknya bakal transparan mengenai persoalan tersebut.
"Saya kira Polri selalu transparan," pungkasnya.
Kompolnas RI meminta agar Polri terbuka dalam proses penyelidikan kematian Brigpol Setyo Herlambang, Pengawal Pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityajaya. Hal ini agar tak menimbulkan spekulasi yang nantinya akan membuat stigma negatif bagi Polri sendiri.
"Kami berharap pemeriksaan tersebut dilaksanakan secara cepat, profesional, dan transparan, agar tidak ada prasangka-prasangka atau spekulasi yang berkembang liar," kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti.
Penyelidikan, kata Poengky harus dilakukan secara baik berdasarkan scientific crime investigation agar hasilnya valid antara lain dengan bantuan hasil otopsi, rekaman CCTV di sekitar TKP, pemeriksaan HP almarhum dengan menggunakan digital forensik, pemeriksaan balistik, pemeriksaan sidik jari dan DNA di TKP.
"Hal tersebut untuk membantu mengungkap apakah kematian almarhum karena kecelakaan yang disebabkan oleh diri sendiri ataukah ada penyebab lain," ucapnya.
Meski sejauh ini hasil penyelidikan sementara Brigpol Setyo Herlambang tewas karena kelalaian saat memegang senjata api (senpi).
Namun, dia tetap mengatakan pengawasan dari sejumlah lembaga hingga masyarakat harus diperketat agar tak ada yang ditutup-tutupi.
"Tetapi jika ternyata nantinya diperoleh bukti bahwa kematian disebabkan karena kecelakaan akibat kelalaian dalam membersihkan senjata api, maka perlunya atasan langsung untuk mengawasi dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang mengingatkan kembali penggunaan serta perawatan senjata api, agar tidak melukai diri sendiri dan orang lain," tuturnya.
Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Propam Polri untuk ikut mengusut kematian Brigpol Setyo Herlambang, Pengawal Pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) karena luka tembak.
Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso menyebut hal itu diperlukan untuk membuat terang terkait penyebab kematian Brigpol Setyo Herlambang.
"Pemeriksaan Propam Polri perlu segera dilakukan untuk memberikan kejelasan sebab dan latar belakang kematian Brigpol Herlambang yang berasal dari kesatuan Brimob tersebut," kata Sugeng.
Sugeng mengingatkan adanya peristiwa anggota Polri bernama Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang ditembak oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan rekan korban, Bharada Richard Eliezer.
Di sisi lain, terdapat kasus kematian anggota polri karena latar belakang bunuh diri sudah sering terjadi
"Pasalnya, pengungkapan kematian Walpri Kapolda Kaltara tersebut penting untuk diungkap secara tranparan agar tidak menjadi spekulasi publik," ucapnya.
"Apalagi sebelumnya ada kematian Brigadir Yosua yang disebabkan ditembak oleh atasannya sendiri dan menjadi sejarah paling buruk di kepolisian," sambungnya.
Lalu, Sugeng juga menyinggung kematian Bripka AS, anggota Polres Samosir pada 23 Januari 2023 diduga karena minum sianida.
Pada 25 Maret 2023 Briptu RF, Staf Pribadi Pimpinan Polda Gorontalo ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinas yang terparkir di Jalan Gorontalo Ring Road.
Ia diduga tewas bunuh diri karena ditemukan jelaga mesiu di tangan kanan korban.
Enam hari kemudian, tepatnya 31 Maret 2023, anggota Ditsamapta Polda Banten, Bripka DK ditemukan tewas dengan luka tembak di kamar rumahnya, Griya Baladika Asri, Kota Serang Banten.
Sementara pada 23 Juli 2023, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota Densus 88 Anti Teror tewas oleh rekannya yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Bripda Ignatius meregang nyawa di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
"Dari peristiwa tersebut, IPW meminta institusi Polri untuk mengkaji dan melakukan penelitian terkait problem-problem psikologis dan yang paling penting adalah keteledanan setiap pimpinan untuk membina bawahan sangat diperlukan," ujarnya.
Baca juga: Sederet Pengakuan Keluarga Ajudan Kapolda Kaltara yang Tewas di Rumah Dinas, Akui Lihat Luka Tembak
Jenazah Brigadir Setyo Herlambang tiba di rumah duka di dukuh Bojong, Sumber Agung, Weleri, Kabupaten Kendal, Sabtu (23/9) sekira pukul 16.49 WIB.
Sebelum kedatangan jenazah almarhum, istrinya datang terlebih dahulu di rumah duka sekira pukul 16.30.
Almarhum dimakamkan secara protap kepolisian di TPU Sumber Agung yang dimulai dengan penyerahan jenazah kepada pihak keluarga. Perwakilan keluarga Brigadir Pol Setyo Herlambang, Nadhirin, mengatakan mohon maaf sebesar-besarnya bila semasa hidup almahrum pernah membuat salah baik disengaja maupun tidak.
Ia juga berterima kasih kepada setiap tamu yang hadir maupun mengawal pemakaman Brigadir Pol Setyo Herlambang.
"Kami sekeluarga mengucapkan terimakasih kepada bapak ibu yang telah hadir. Semoga amal kalian dapat lipat ganda Allah. Selanjutnya dinas terkait akan melaksanakan pemakaman sesuai prosedur yang ada," katanya.
Sahabat almarhum, Riski Aritonang menyebut, Brigadir Setyo sering curhat kepadanya bahwa ingin pindah dinas ke pulau Jawa.
Alasannya, ia ingin merawat orangtuanya yang sudah tua.
"Terakhir kita berkabar pada 10 September 2023. Bambang cerita ingin sekali pulang ke Jawa. Ingin jaga ibunya. Impian itu belum tercapai," katanya.
Anggota komisi B DPRD Kendal ini mengaku, sudah kenal dengan almarhum sejak SMA. Sosok almarhum merupakan orang yang kuat secara mental.
Mudah bergaul dan memiliki banyak teman baik di lingkungan desa maupun luar desa.
"Sangat baik orangnya, loyal sekali sama teman. Sebelum jadi anggota polisi ya loyal sejak kami berteman dari SMA," katanya.(Tribun Network/abd/tri/wan/fah/wly)