Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komisi III DPR Sebut Nama Baik Polri Dipertaruhkan Dalam Pengusutan Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta kepada jajaran kepolisian dalam mengusut tuntas, kasus tewasnya walpri Kapolda Kalimantan Utara.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Komisi III DPR Sebut Nama Baik Polri Dipertaruhkan Dalam Pengusutan Tewasnya Ajudan Kapolda Kaltara
Istimewa
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengevaluasi sistem pengawasan di dalam rumah tahanan (rutan) KPK. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta kepada jajaran kepolisian dalam mengusut tuntas, kasus tewasnya pengawal pribadi (walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya, Brigpol Setyo Herlambang.

Sebab Sahroni menilai, dari kasus ini, Polri akan kembali diuji untuk memaparkan hasil penyelidikan terbaiknya kepada publik.

"Komisi III pun sama dengan Pak Kapolri, kita percaya bahwa Polri dapat usut kasus ini dengan profesional, transparan, dan yang terpenting, hasilnya dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, seluruh jajaran wajib tangani kasus ini dengan serius. Karena nama baik Polri jadi taruhannya," kata Sahroni dalam keterangannya Senin (25/9/2023).

Hal ini Sahroni sampaikan lantaran, Komisi III tidak ingin Polri kembali ‘terjebak’ dalam pengusutan kasus yang berlarut-larut, seperti yang pernah terjadi sebelumnya. 

Karena Sahroni melihat, penanganan seperti itu akan sangat dapat mengguncang kepercayaan publik kepada Polri.

"Kita hanya tidak ingin, institusi sehebat Polri kembali diragukan lagi kinerjanya oleh publik. Jadi Komisi III mewanti-wanti jangan sampai ada kejanggalan apapun selama pengusutan kasus. Usut apa adanya, jangan ada yang ditutup-tutupi. Ingat publik sangat kritis dalam melihat perkembangan (kasus)," ucap Sahroni.

Berita Rekomendasi

Sebab Sahroni melihat, kekinian, masih ada keraguan di tengah publik terkait temuan-temuan dalam kasus ini. 

Selain itu, dengan segala sumber daya dan instrumen yang dimiliki oleh Polri, Sahroni ingin Polri benar-benar pecah keraguan di masyarakat.

"Kalau dilihat, sampai hari ini, publik masih ragu soal temuan-temuan yang ada. Karena apa? Dianggap masih banyak kejanggalan yang harus diklarifikasi. Makanya kalau perlu, seperti yang sudah saya sampaikan, Pak Kapolri juga bisa bentuk tim khusus untuk selidiki kasus ini," pungkas Sahroni.

Diberitakan sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa dirinya sudah perintahkan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya untuk mengusut kasus tewasnya Brigadir Polisi Setyo Herlambang.

Seperti diketahui Brigpol Setyo adalah Pengawal Pribadi (Walpri) Daniel yang diduga tewas tertembak saat sedang membersihkan senjatanya sendiri seusai salat Jum'at.

Terkait hal ini Sigit menekankan bahwa dirinya sudah memerintahkan Daniel guna mengusut insiden itu secara tuntas dan cermat.

"Yang jelas sudah saya perintah kepada Pak Kapolda (Kaltara) bahwa terkait dengan peristiwa yang terjadi betul-betul diusut secara cermat, secara tuntas," tegas Kapolri di Lapangan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Minggu (24/9/2023).

"Manfaatkan CSI (Crime Science Investigation) yang kita miliki sehingga kemudian hasil akhirnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," sambungnya.

Lebih jauh dikatakan Listyo Sigit, dirinya pun juga sudah menurunkan dokter-dokter forensik yang dimiliki oleh Bareskrim Puslabfor Polri guna menyelidiki penyebab kematian Setyo.

Oleh sebabnya ia pun mengaku tidak ingin tergesa-gesa menyimpulkan penyebab tewasnya Brigadir Setyo lantaran saat ini jajaranya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Baca juga: Istri Hamil 9 Bulan, Ajudan Kapolda Kaltara Brigadir Setyo Sempat Curhat Ingin Dinas di Jawa

"Saya juga tidak mah tergesa-gesa. Karena kemarin juga sedang dilakukan autopsi dan tentunya di luar autopsi tim Labfor juga bekerja dan ini semua akan menjadi satu kesatuan," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas