Menteri PPA Bintang Puspayoga Dorong Kemandirian 6 Juta Perempuan Dayak
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia menggelar kegiatan “Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender”.
Penulis: Choirul Arifin
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jumlah kaum perempuan Dayak di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 6 juta jiwa dan rata-rata masih memegang akar tradisi dan kearifan lokal yang kuat.
Sama seperti kelompok perempuan yang lain, perempuan Dayak memiliki potensi kekuatan yang besar untuk bisa berdaya dan mandiri jika diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri.
Baca juga: Pentingnya Responsif Gender dalam Kiprah Perempuan Berkemajuan
Bertempat di Betang Sei Pasah Kuala Kapuas, Kabupate Kapuas, Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) Republik Indonesia menggelar kegiatan “Sosialisasi Kesetaraan dan Keadilan Gender”.
Kegiatan tersebut dihadiri Menteri PPPA Bintang Puspayoga dan Ketua Umum Lembaga Perempuan Dayak Nasional (LPDN) Ir. Nyelong Inga Simon juga LPDN Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Kota Palangkaraya, Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Katingan, Pemda Kapuas dan anggota DPRD berserta masyarakat di Sei Pasah.
Ketua Umum LPDN Ir. Nyelong Inga Simon dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa LPDN merupakan Wadah bagi perempuan Dayak ini diberi julukan “Intan Kanuah Tapusak-Lingu“ yang menggambarkan perempuan Dayak dengan kecantikannya yang diakui dunia, punya kecerdasan dan kegigihan yang luar biasa.
Wadah ini dimaksudkan untuk mengajak semua perempuan Dayak mengoptimalkan daya juangnya bagi bangsa dan negara, yang adil, mandiri dan sejahtera,
Nyelong Inga Simon yang juga Caleg PDIP DPRD Kalteng Nomor Urut 2 ini menjelaskan, sosialisasi kesetaraan dan keadilan gender menitikberatkan pada pemberdayaan dan ekspos UMKM kreasi perempuan Dayak dengan sentuhan kearifan lokal
Selain itu juga difokuskan pada kolaborasi pemberdayaan perempuan dan anak di Kabupaten Kapuas, peran perempuan Dayak dalam Pembangunan IKN secara khusus dan dalam segala bentuk eksplorasi dan eksploitasi yang dilakukan di bumi Borneo.
“Kesetaraan dan keadilan gender di sini adalah bagaimana perempuan Dayak senantiasa dilibatkan dalam dalam hal menjaga hutan di Indonesia secara umum dan secara khusus di Kalimantan. Perempuan Dayak memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian, serta pemberdayaan lingkungan dan hutan," ujarnya dalam keterangan tertulis dikutip Selasa, 26 September 2023.
Dia mengatakan, kesetaraan dan keadilan gender bagi perempuan Dayak juga perlu diterapkan di proses pembangunan IKN, namun juga termasuk food estate, perkebunan sawit dan lainnya yang diharapkan juga selaras dengan aspek sosial ekonomi dari perempuan Dayak.
Menteri PPPA Bintang Puspayoga menyatakan strategi Pengarusutamaan Gender (PUG) untuk Kesetaraan dan Keadilan Gender harus terus disosialisasikan agar perempuan mendapatkan pengetahuan tentang potensi diri, kesempatan bekerja, posisi pengambilan keputusan serta peluang untuk berusaha.
“Perempuan Dayak memiliki daya juang yang tinggi dan menghormati budaya lokal tempat mereka berpijak. Enam juta perempuan itu jumlah yang besar dengan potensi diri luar biasa dan harus mendapatkan pendampingan," ujarnya.
Dia mengatakan, perempuan bukan sosok lemah. Kekuatan perempuan itu nyata jika sesama perempuan saling mendukung dan saling memotivasi untuk maju bersama.
"Memang harus diakui, budaya patriarkhi masih menjadi penghalang utama dan harus kita upayakan untuk diminimalisir. Saat ini, sudah banyak perempuan berkiprah, mandiri secara ekonomi dan terlibat dalam pembangunan. Kemandirian perempuan Dayak harus terus dipertahankan,” ujar Menteri PPPA di Kapuas, Jum’at (22/9/2023).
LPDN menurut Menteri PPPA diharapkan dapat menjadi mitra strategis Kemen PPPA untuk bisa bersama-sama menyelesaikan isu perempuan dan anak dan membawa perempuan Dayak berdaya secara ekonomi.
Dia mengatakan, jika perempuan berdaya secara ekonomi dan memilki pengetahuan kesetaraan gender, maka mereka akan punya posisi tawar, baik di dalam keluarga ataupun di masyarakat.
"Secara tidak langsung mereka memiliki peluang untuk tidak menjadi korban kekerasan, tidak mudah terjerumus menjadi korban eksploitasi dan mencegah terjadinya perkawinan anak. Kewirausahaan berperspektif gender ini adalah hulu dari semua persoalan perempuan dan anak. Kami tunggu kerja nyata dari LPDN,” ucap Bintang Puspayoga.