5 Pimpinan Inti G30S 1965 dan Perannya, Terdiri dari 3 Militer dan 2 Anggota PKI
Berikut ini 5 tokoh pimpinan inti G30S 1965 dan perannya. Pimpinan inti G30S terdiri dari 3 tokoh militer, 2 warga sipil dari Biro Khusus PKI.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
Letkol Untung dan Kolonel Latief berada di rumah Mayor Soejono di pangkalan udara Halim pada 1 Oktober 1965, terpisah dengan Sjam, Pono dan DN Aidit.
Dalam personil pasukan G30S di Lapangan Merdeka, Letkol Untung mengerahkan satu kompi pasukan kawal presiden.
Baca juga: Fakta-fakta Lubang Buaya, Lokasi Eksekusi Mati dan Pembuangan Jasad 7 Korban G30S
2. Kolonel Abdul Latief
Kolonel Abdul Latief lahir pada 27 Juli 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
Kolonel Abdul Latief berasal dari garnisun Angkatan Darat Jakarta (Kodam Jaya).
Menurut buku Dalih Pembunuhan Massal, Kolonel Abdul Latief mendapat bocoran tentang G30S beberapa hari sebelum peristiwa itu terjadi.
Kolonel Abdul Latief melaporkan hal itu kepada Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad, namun diabaikan oleh Soeharto.
Kolonel Abdul Latief mengerahkan dua peleton dari garnisun Angkatan Darat Jakarta di Lapangan Merdeka saat peristiwa G30S pada 1 Oktober 1965.
Ia termasuk dalam pimpinan inti G30S dan satu-satunya di antara kelimanya yang tidak dieksekusi mati.
Pada tahun 1978, Kolonel Abdul Latief diadili dan dibebaskan pada 6 Desember 1998.
3. Mayor Soejono
Mayor Soejono adalah penjaga pangkalan udara Halim.
Ia mengerahkan satu batalyon pasukan Angkatan Udara di Lapangan Merdeka.
Peran Mayor Soejono adalah menyediakan tempat persembunyian bagi pimpinan G30S di Halim.