Pakar Dukung Arahan Menteri Bahlil Soal Investasi Hulu Migas Berdampak Signifikan ke Daerah
Kata Mursalim adanya investasi Migas di daerah juga membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan potensi investasi hulu minyak dan gas (Migas) masih memiliki potensi sangat besar dan dapat menjadi salah satu pendongkrak ekonomi daerah.
Namun investasi dari sektor tersebut belum tergarap secara optimal, untuk itu Menteri Bahlil mendorong agar hal itu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para stakholder untuk turut menumbuhkan perekonomian masyarakat.
Pengamat Ekonomi Universitas Hasanuddin (Unhas) Mursalim Nohong menyampaikan arahan Menteri Bahlil itu sangat tepat dan harus didukung oleh semua pihak, terkhusus Pertamina yang menjadi penanggung jawab utama atas Migas di Indonesia.
“Terkait dengan apa yang disampaikan oleh menteri Bahlil yang menyatakan bahwa investasi hulu Migas itu mampu mendongkrak ekonomi daerah ya memang kalau kita lihat itu adalah sebuah fakta, memang yang harus kita berikan apresiasi yang besar,” kata Mursalim dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (28/9/2023).
Mursalim mengatakan, menggerakkan investasi di hulu akan berdampak sangat besar terhadap berbagai macam aktivitas, sehingga daerah-daerah yang dianggap sebagai penghasil minyak itu akan merasakan dampaknya lewat investasi tersebut.
“Misalnya kita bisa lihat bahwa dampak langsung dengan adanya investasi tersebut itu adalah dana bagi hasil Migas, ya memang di Indonesia ini sudah diatur dalam perundang-undangan,” ucapnya.
“Yang lain adalah dampaknya terhadap daerah dalam bentuk partisipasi Inpres atau dengan kata lain jatah hak partisipasi yang kira-kira besarannya itu adalah sebesar 10 persen, kalaupun kemudian misalnya pemerintah melakukan klasifikasi misalnya dengan melakukan perubahan terhadap kebesaran itu saya pikir kontribusinya akan semakin besar,” imbuhnya.
Lanjut Mursalim menyatakan aktivitas investasi itu pasti akan berkontribusi atau punya keterkaitan dengan pajak daerah dan retribusi daerah, sehingga itu menjadi pemasukan bagi kas daerah yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan pembangunan dan mendorong aktivitas ekonomi.
Selain itu kata Mursalim adanya investasi Migas di daerah juga membuka peluang bagi penyerapan tenaga kerja.
“Yang lain adalah penyerapan tenaga kerja lokal, serta yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kemudian pelaku-pelaku bisnis atau investor-investor yang terlibat dalam investasi hulu itu bisa berkontribusi melalui tanggung jawab sosial,” ujarnya.
“Sehingga kesimpulannya bahwa dengan bergeraknya investasi hulu ini, terutama investasi hulu Migas mampu memberikan dampak ekonomi yang besar, terutama kepada daerah-daerah yang masuk dalam kategori daerah penghasil,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Mursalim menyatakan agar pemerintah selaku pengatur regulasi memberikan perhatian serius kepada para investor yang mau berinvestasi di hulu Migas untuk mengutamakan pekerja lokal, terutama masyarakat yang ada di wilayah menjadi titik investasi.
“Tinggal sekarang ini kewajibannya adalah bagaimana agar serapan tenaga kerja lokal itu lebih diprioritaskan, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitaran lokasi investasi karena mereka yang banyak merasakan dampak positif dan negatif dari keberadaan sebuah industri,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan menegaskan, investasi hulu minyak dan gas adalah salah satu pendongkrak ekonomi daerah.
Bahlil menjelaskan, dari target investasi Rp 1.400 triliun pada tahun ini, yang sudah berhasil terealisasi berjumlah Rp 678,7 triliun. Dengan kata lain, sudah tercapai 48,5 persen.
Khusus investasi di hulu migas, sudah mencapai 5,7 miliar dolar AS atau Rp 87,67 triliun. Atau tumbuh 21 persen dibandingkan dengan periode yang pada tahun 2022.
"Saya lihat, realisasi investasinya (hulu migas) dari tahun ke tahun, dalam lima tahun terakhir naik terus. Kalau kita bisa maksimalkan, itu akan jauh lebih baik. Karena potensi kita masih sangat besar sekali," jelas Bahlil.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.