Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Survei Voxpol: Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju Politik Dinasti

survei Voxpol center: mayoritas responden (69,3%) tidak setuju praktik politik dinasti dan 67,9% percaya praktek ini menurunkan demokrasi.

Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Survei Voxpol: Mayoritas Masyarakat Tidak Setuju Politik Dinasti
istimewa
Analis Politik Sekaligus CEO & Founder Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago. Temuan survei Voxpol center, mayoritas responden (69,3%) tidak setuju adanya praktik politik dinasti dan 67,9% percaya praktek politik semacam ini dapat menyebabkan penurunan kualitas demokrasi 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengungkapkan pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia menambah deretan panjang keluarga presiden yang terlibat aktif dalam politik praktis.

"Praktek politik dinasti sudah menjadi kebiasaan buruk para politisi yang menganggap wajar dan selalu berlindung dibalik demokrasi yang memberikan kesempatan dan hak politik kepada siapapun untuk terlibat aktif dalam politik," kata Pangi dalam keterangannya Jumat (29/9/2023).

Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengingatkan partai politik untuk memperhatikan penentuan cawapres karena sebagai kunci kemenangan di Pilpres 2024.
Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago . (Dok. Pribadi)

Pangi melanjutkan namun mereka lupa praktik politik semacam itu adalah ancaman serius terhadap penurunan kualitas demokrasi itu sendiri.

"Hal ini senada dengan persepsi publik yang tergambar dalam temuan survei Voxpol center di mana mayoritas responden (69,3 persen) tidak setuju adanya praktik politik dinasti. Dan mayoritas responden (67,9%) percaya praktek politik semacam ini dapat menyebabkan penurunan kualitas demokrasi," jelasnya.

Menurut Pangi realitas politik seringkali mengalahkan logika dan etika demokrasi, kekuasaan begitu nikmat sehingga siapapun yang telah mencicipinya tidak akan rela meninggalkannya begitu saja. 

"Posisi putra presiden sebagai ketua umum partai yang diangkat lewat jalur ''Tol' mengkonfirmasi argumentasi ini, Jokowi sepertinya sedang mempersiapkan kapal sekoci untuk mengamankan kekuasaannya setelah tidak lagi berkuasa. Dan skenario dan intrik politik di berbagai lini dilancarkan," jelasnya.

Pangi juga menilai dinamika politik tersebut bisa dimaknai sebagai bentuk keretakan relasi hubungan sekaligus pembangkangan presiden Jokowi terhadap Megawati dan PDIP.

BERITA REKOMENDASI

"Jokowi sepertinya mengkhawatirkan masa depan politiknya jika terus bertahan menyandang gelar 'petugas partai' sekelas SBY mantan presiden yang punya saham terbesar partai Demokrat saja menjadi bulan-bulanan ketika tak lagi menjabat sebagai presiden," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas