Perpusnas: Perpustakaan Harus Beri Nilai Literasi yang Inklusif
Adin Bondar, mengatakan perpustakaan harus mampu memberikan literasi kepada masyarakat yang Inklusif.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
Sementara itu, Kepala Pujasintara Perpusnas, Agus Sutoyo, mengatakan, perpustakaan saat ini bersifat inklusif. Di mana setiap masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan.
"Konsep ini memiliki kaitan langsung dengan peran penting perpustakaan dalam inklusi sosial. Koleksi perpustakaan, harus dapat diterapkan dan diubah menjadi ilmu terapan yang bermanfaat bagi masyarakat," ungkap dia.
Menurut dia, keberhasilan TPBIS terletak pada kemampuannya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memproduksi barang dan jasa.
Dia mengatakan, setiap tahun, program itu terus dikembangkan dengan menggali potensi dari perpustakaan.
“Bukan hanya dalam produksi pangan, peternakan, atau perikanan, tetapi juga dalam bidang seni dan budaya yang dapat menjadi sumber daya penting bagi kemajuan Indonesia," kata dia.
Gemilang Perpustakaan 2023 akan dihadiri sejumlah menteri/kepala lembaga, Gubernur, Bupati, Wali Kota, mitra kerja Komisi X DPR RI, asosiasi profesi, pustakawan, para pegiat literasi daerah, Duta Baca Indonesia (DBI), kepala dinas perpustakaan daerah, forum-forum perpustakaan, civitas akademika, serta masyarakat.
Pada malam Gemilang Perpustakaan akan turut diberikan penghargaan dari perlombaan dan sayembara yang dilakukan Perpusnas seperti lomba Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional, Perpustakaan SMA/SMK/MA Terbaik, Best Practise Perpustakaan Perguruan Tinggi, dan Sayembara Literasi Terapan Berbasis Konten Lokal.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia