Besok, Serikat Buruh Demo di Kedubes AS dan Kantor PBB, Minta Setop Perang Palestina-Israel
Mereka membawa tuntutan agar AS dan PBB segera melakukan upaya menghentikan perang yang pecah antara Hamas dan Israel.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ratusan buruh yang tergabung dalam Partai Buruh dan KSPI akan berunjuk rasa di depan Gedung PBB Jakarta dan Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS), pada Selasa (10/10/2023) besok.
Mereka membawa tuntutan agar AS dan PBB segera melakukan upaya menghentikan perang yang pecah antara Hamas dan Israel.
“Kami mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk segera menghentikan pertumpahan darah dan mencari jalan damai sebagai solusi atas konflik ini,” kata Presiden Partai Buruh, Said Iqbal kepada wartawan, Senin (9/10/2023).
Baca juga: Hari Ketiga Perang Hamas-Israel: Korban Tewas di Jalur Gaza 436 Orang, Zionis Siapkan Serangan Darat
Said Iqbal menyerukan agar PBB bisa mengambil langkah sebagai penengah dalam konflik ini. Sedangkan AS diminta untuk tidak mengirim kapal induk dan pasukannya ke Israel.
Menurutnya jika AS mengirimkan pasukan bantuannya ke Israel, maka peperangan yang pecah di Palestina akan semakin buruk dari sebelumnya.
“Kami juga mendesak Amerika untuk tidak mengirimkan kapal induk dan pasukan ke Israel. Karena hal itu akan memperburuk Perang. Segala persoalan harus diselesaikan secara damai dan jalan perundingan,” ujarnya.
Baca juga: Hamas Bantah Keterlibatan Iran dalam Serangan ke Israel: Ini Kejutan bagi Semua Orang
Dalam peristiwa konflik Hamas dan Israel ini, lebih dari 700 orang warga Israel tewas dalam serangan besar-besaran oleh kelompok militan Hamas yang dimulai Sabtu pagi, ujar pejabat keamanan Israel.
Sementara, sedikitnya 413 orang tewas di Gaza dan 2.300 lainnya terluka akibat serangan udara balasan dari Israel, ungkap sejumlah pejabat Palestina.
Salah-satu serangan mematikan oleh kelompok Hamas terjadi di acara festival musik Supernova di kawasan gurun di Israel selatan.
Sampai sejauh ini, tim penyelamat Israel mengatakan mereka telah menemukan lebih dari 250 mayat di lokasi festival musik itu.
Festival ini digelar tidak jauh dari lokasi kelompok militan Hamas memasuki wilayah Israel dari Jalur Gaza.
Mereka dilaporkan melepaskan tembakan, dan orang-orang yang tengah mengikuti acara musik itu kemudian berusaha melarikan diri lantaran panik.
Acara ini merupakan salah satu target serangan darat pertama oleh Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Beberapa rekaman video mengerikan yang diambil dari tempat acara itu, pada hari berikutnya, memperlihatkan skala serangan tersebut.
Di sana terlihat lebih dari satu bangkai mobil berjejer di jalanan, di antaranya ada yang terbalik dan lainnya ludes terbakar.
Dilaporkan pula, ada sejumlah orang yang menghadiri festival musik itu disandera dan ditahan di Gaza.
Seorang perempuan di Jerman meminta informasi tentang anak perempuannya yang disebutnya telah diculik oleh kelompok militan Hamas di festival itu.
Sejumlah negara lain mengatakan warganya terjebak dalam serangan di acara music tersebut.
Para pejabat keamanan Israel mengatakan, akibat serangan Hamas secara keseluruhan, lebih dari 700 orang Israel tewas, serta sedikitnya 2.000 orang terluka.
Sementara, sedikitnya 413 orang tewas di Gaza dan 2.300 lainnya terluka akibat serangan udara balasan dari Israel, ungkap sejumlah pejabat Palestina.
Baca juga: Fadli Zon Nilai Hamas Tak Bisa Disebut Teroris
Dilaporkan, sejumlah rumah sakit di wilayah Gaza kebanjiran pasien setelah Israel memulai serangan balasannya.
Sehari setelah setelah serangan balasan itu, rudal-rudal masih ditembakkan dari Gaza ke wilayah Israel selatan, kata wartawan BBC Alice Cuddy.
Sementara, Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan dukungannya kepada sekutunya, Israel, dengan mengerahkan kapal dan pesawat ke wilayah tersebut - sebuah tindakan yang dikecam sebagai "agresi" oleh Hamas.