Pemerintah Bakal Maksimalkan Operasi Darat untuk Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan
Mahfud MD mengatakan hal tersebut karena keterbatasan jumlah pesawat untuk melakukan operasi udara.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengatakan akan memaksimalkan operasi darat untuk menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia saat ini.
Mahfud MD mengatakan hal tersebut karena keterbatasan jumlah pesawat untuk melakukan operasi udara.
Baca juga: Jumlah Titik Panas Meningkat, Pemerintah Akan Terus Pantau Daerah Rawan Kebakaran Hutan dan Lahan
Hal tersebut disampaikannya usai Rakorsus Tingkat Menteri: Peningkatan Upaya Penanganan Karhutla di Gedung Manggala Wanabakti Kementerian LHK Senayan Jakarta pada Senin (9/10/2023).
"Operasi darat akan diutamakan dan dimaksimalkan karena operasi udara pesawat kita itu terbatas," kata Mahfud.
Di samping itu, kata dia, pemerintah juga akan terus melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk menangani karhutla tersebut.
Baca juga: Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan, Pj Gubernur Sumsel Siapkan Kebijakan Penanganan Karhutla
Pelaksanaan TMC, kata Mahfud, dilakukan di bawah koordinasi BNPB.
"Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga terus dilakukan di bawah koordinasi BNPB dengan jumlah yang sudah ratusan dilakukan, water bombing dan sebagainya," kata Mahfud.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya menyatakan terus berupaya meminimalisir dampak dari El Nino yakni kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah di Indonesia.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto sebelumnya mengatakan penanganan karhutla dilakukan dengan dua cara yakni melalui darat dan udara.
Satgas darat, kata dia, dengan menggunakan pompa, selang, APD, kemudian juga sepeda motor - sepeda motor yang sudah dimodifikasi untuk bisa memadamkan.
Selanjutnya, lanjut dia, dilakukan upaya dengan melalui operasi udara melalui penempatan helikopter di wilayah-wilayah prioritas penanganan kebakaran hutan dan lahan.
"Kemudian untuk operasi udara kita kerahkan sejumlah 35 Heli yaitu 13 heli patroli dan 22 Heli water bombing. Kenapa hanya 35, ini sudah dikerahkan dari seluruh Indonesia jadi seluruh Indonesia yang ada Heli water bombing dan patroli ini sudah dikerahkan semua," kata dia di Jakarta seperti ditulis Kamis (5/10/2023).
Heli water bombing dikerahkan ke 6 provinsi prioritas yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sumatera Selatan, Riau dan Jambi.
Khusus operasi udara, kata dia, BNPB tidak hanya mengirim helikopter ke wilayah prioritas saja, namun juga ke wilayah yang sedang alami kebakaran lahan lainnya.
"Jadi ketika daerah menetapkan status tanggap darurat, meminta bantuan BNPB untuk memadamkan api yang membakar, itu BNPB segera mengarahkan Heli water bombing," kata dia.
Baca juga: KLHK Yakini Kebakaran Hutan dan Lahan Disebabkan Ulah Manusia
Selain itu, lanjut dia, BNPB bekerja sama dengan kementerian dan lembaga lain juga melakukan operasi udara dengan cara Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk memperkuat pemadaman dan juga menunjang keperluan lainnya.
"Kemudian teknologi modifikasi cuaca per hari ini, BNPB sudah melaksanakan 244 kali dengan jumlah garam yang sudah disebar adalah 341.580 kg. Sudah hampir 2 bulan terakhir TMC dilaksanakan terus-menerus, di Riau, Kalbar, NTT, Jawa Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalsel dan Sumsel," kata Suharyanto.
"Ke depan ini akan terus kita laksanakan menggunakan 10 unit pesawat bekerjasama dengan BRIN yaitu Jambi, Kalteng, Sumsel, Kalsel dan Riau," harap dia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.