Hasil Penelitian, Pengembangan Kader Posyandu Mampu Tekan Angka Stunting
1000 Days Fund melakukan penelitian ini di Desa Bayan dan Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada periode bulan Februari hingga Juni 2023.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penelitian 1000 Days Fund temukan pengembangan kader pos pelayanan terpadu (Posyandu) mampu tekan angka stunting.
Para kader posyandu terbukti menjadi kebijakan yang hemat dan efektif (cost effective) dan menguntungkan (cost benefit).
1000 Days Fund melakukan penelitian ini di Desa Bayan dan Desa Senaru, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada periode bulan Februari hingga Juni 2023.
Penelitian melibatkan intervensi kepada 130 kader di 26 posyandu.
Baca juga: Punya Peran Besar Turunkan Stunting, Kader Posyandu Butuh Kompetensi Mumpuni
Berupa pelatihan, penyediaan Poster Pintar sebagai media edukasi stunting kader kepada masyarakat, evaluasi, serta pemberian insentif tambahan.
Hasil penelitian menemukan bahwa intervensi tersebut efektif menekan angka stunting, efektif biaya, dan menghasilkan timbal balik 3,5 kali lebih besar.
“Penurunan angka stunting di kedua desa tersebut juga terbukti memberi keuntungan ekonomi. Menekan risiko timbulnya biaya perawatan anak yang mengalami malnutrisi dan sakit,"ungkap Peneliti ekonomi kesehatan Antwerp University Ryan Rachmad Nugraha, Kamis (19/10/2023).
Selain itu, juga berpotensi meningkatkan pendapatan anak-anak yang lebih sehat dan kompetitif di masa mendatang.
Penelitian ini juga mengungkapkan peningkatan kepuasan dan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja para kader posyandu.
Sekaligus peningkatan tingkat kepuasan para kader posyandu yang menerima pelatihan intensif.
Memperhitungkan tanggung jawab kader posyandu, serta penerima manfaat posyandu seperti ibu hamil, balita, remaja, lansia, dan kelompok rentan lainnya.
Saat ini kader mengaku belum menerima insentif yang memadai untuk mendukung kinerjanya.
“Lebih dari separuh kader posyandu yang kami teliti merasa tidak puas dengan skema insentif yang mereka terima selama ini," kata Ryan.
Hal ini berisiko meningkatkan angka pengunduran diri kader posyandu yang mencapai 20-30 persen setiap tahun.
Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan pelayanan konseling bagi masyarakat, perlu diiringi dengan peningkatan kepuasan kader posyandu.
Kader posyandu adalah ujung tombak penanganan stunting di Indonesia.
Setidaknya 66 persen masyarakat Indonesia bergantung pada posyandu untuk mendapat konseling kesehatan kehamilan dan anak di bawah lima tahun (balita).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.