Viral Video Jokowi Berpidato Bahasa Mandarin, Kominfo dan Pakar Pastikan Hoaks
Video yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang berpidato dalam bahasa Mandarin dipastikan adalah berita bohong atau hoaks.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Beredar sebuah video yang memperlihatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang berpidato dalam bahasa Mandarin.
Video tersebut viral di sosial media dan menggiring sejumlah opini dari publik.
Dalam video tersebut, tampak Jokowi mengenakan setelan jas dan berpidato di atas podium sambil membaca teks.
Selama berpidato Jokowi menggunkan bahasa Mandarin dan tampak begitu fasih.
Dalam unggahan video tersebut disebutkan "Presiden Jokowi Berbahasa Mandarin".
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan pakar pun merespons viralnya video tersebut.
Baca juga: Ilham Habibie: Perlu Etika dalam Penerapan AI dan Harus Jadi Kesepakatan Seluruh Dunia
Kominfo: Suntingan Menyesatkan
Dikutip dari laman resmi Kominfo, video tersebut dinyatakan sebagai disinformasi atau hoaks.
Pihaknya juga menyatakan bahwa video tersebut merupakan hasil editan yang menyesatkan.
Dalam penjelasannya, Kominfo mengatakan bahwa video asli pidato Jokowi diunggah kanal YouTube The U.S. - Indonesia Society (USINDO) pada 13 November 2015.
Video itu berjudul 'Oct. 26, 2015 - President Jokowi Delivers Speech at Gala Hosted by USINDO, US Chamber, and USABC'.
Saat itu Presiden Jokowi tengah melakukan perjalanan dinas ke Amerika Serikat.
Kominfo menjelaskan bahwa video tersebut kemudian disunting atau diedit dengan menggunakan teknologi aryicial intelligence (AI).
"Namun telah diedit sedemikian rupa dengan teknologi artificial intelligence (AI) deepfake," tulis Kominfo, dikutip Jumat (26/10/2023).
Pihak Kominfo juga menegaskan bahwa Jokowi tidak menggunakan bahasa Mandarin pada saat itu.
"Presiden Jokowi tidak menggunakan bahasa Mandarin saat pidato tersebut, sehingga ini adalah bentuk disinformasi," lanjutnya.
Kementerian Kominfo pun mengimbau masyarakat untuk berhati-hati ketika menerima informasi yang belum tentu kebenarannya.
Pakar Sebut Hoaks: Timbulkan Makna Multitafsir
Sementara itu, Pakar komunikasi dari Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, juga dengan tegas menyatakan, video Jokowi itu hoaks.
"Harusnya pidato yang disampaikan harus pidato yang aslinya dalam bentuk teks."
"Sehingga pengakses atau penonton berita tersebut dapat mengontrol apakah memang yang disampaikan dalam bentuk lisan sama dengan bentuk tertulis,” ungkap Emrus, Kamis (26/10/2023).
Emrus menjelaskan bahwa video itu merupakan video suntingan dari video asli Jokowi beberapa tahun lalu.
Di lihat dari sisi komunikasi politik, kata Emrus, video hoaks itu menimbulkan multitafsir.
"Seolah-olah Bapak Joko Widodo adalah bagian daripada kekuatan kepentingan ekonomi yang ada di China atau Tiongkok,” ujarnya.
Emrus mengingatkan Kemenkominfo untuk menghapus video tersebut dari berbagai platform media sosial.
(Tribunnews.com/Milani Resti/Gilang Putranto)