MUI Dukung Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS Hari Ini
Cholil mengatakan pembantaian rakyat Palestina oleh Israel jelas merupakan sebuah pelanggaran.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis, mengatakan pihaknya mendukung gelaran aksi bela Palestina, Sabtu (28/10/2023) hari ini.
Aksi tersebut digelar di depan Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jakarta Pusat.
"Ya. Kami mendukung," kata Cholil saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (28/10/2023).
Cholil mengatakan pembantaian rakyat Palestina oleh Israel jelas merupakan sebuah pelanggaran.
Menurutnya, jika Israel bertujuan melawan relawan Hamas maka seharusnya bukan masyarakat sipil yang dibunuh.
"Yang jelas itu adalah pelanggaran. Kalau bicara hak asasi manusia, berapa orang yang warga sipil, yang dibunuh. Udah lebih dari tujuh ribu (orang) yang terbunuh," ucap Cholil.
"Kemudian, bangunan-bangunan orang yang tak bersalah. Kalau toh itu mau melawan Hamas, itu bukan masyarakat sipil yang dibunuh. Kemudian tanah-tanah yang diambil, jelas bahwa Israel adalah penjajahan," sambungnya.
Sehingga, Cholil meminta agar Israel menghentikan serangannya terhadap rakyat Palestine.
"Oleh karena itu kepada Israel dan pendukungnya kami minta untuk dihentikan serangannya demi kemanusiaan," tuturnya.
Lebih lanjut, Cholil juga menyinggung perlaku Israel yang melarang umat beragama untuk masuk ke Masjid Al-Aqsa.
Ia menilai, hal itu jelas melanggar hak asasi manusia.
"Penjajahan sebagaimana dalam konstitusi kita adalah bagian dari yang harus dihapuskan," tegas Ketua MUI itu.
"Kiai Hasyim Asy'ari dalam fatwanya, orang-orang yang membela Palestina, orang Palestina, itu adalah mati syahid," ucap Cholil.
Sebelumnya, Pimpinan aksi damai bela Palestina, Ustaz Bachtiar Nasir mengatakan, sebanyak 500 ribu orang menghadiri aksi yang digelar di depan Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS), Sabtu (28/10/2023) hari ini.
Ustaz Bachtiar yang juga ketua Koalisi Indonesia Bela Baitul Maqdis (KIBBM) menjelaskan, mayoritas peserta aksi berasal dari wilayah Jabodetabek, namun ada juga yang datang dari luar pulau Jawa.
"Terdata ada sekitar 500 ribu dari data semalam yang kita kumpulkan dari panitia. Dan mereka dari Jakarta mayoritas, sekitar Jabodetabek tapi ada Purwakarta, Bandung, Subang sampai ke Pariangan Timur, juga ada yang dari luar Jawa. Selain dari Solo Surabaya, ada juga dari Kalbar, Sulawesi, dari Sumatra, Lampung terutama yang dekat," ucap Ustad Bachtiar, saat ditemui di lokasi aksi, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10/2023).
Ia kemudian mengungkapkan, aksi sengaja dilakukan di depan Kedubes Amerika Serikat. Hal itu dikarenakan pemerintah AS yang turut mendukung genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
"Ya mereka datang ke sini untuk ikut dalam rangka menekan pemerintah Amerika Serikat di depan kedutaan ini karena nyatanya pemerintah Amerika telah mendukung genosida, pembantaian di Palestina. Bahkan mendatangkan uangnya, senjatanya, medianya, tentaranya dan amunisinya, bahkan juga sekutu sekutunya," jelas Ustaz Bachtiar.
Ustaz Bachtiar mengatakan, Amerika seharusnya menjadi solusi perdamaian, bukan malah memberikan masalah dan mendukung pembantaian rakyat Palestina.
"Bukannya menjadi bagian dari solusi, Amerika telah menjadi bagian dari problem. Kita juga mengajak dunia internasional agar segera bergerak menghentikan pembantaian kemanusiaan yang ada di Palestina, dan ini adalah genosida walaupun di Gaza mereka bertahan, mereka sampai sekarang masih siap, tapi ini ada ketidakberimbangan, untuk itu kami datang ke sini," ucapnya.
Sebagai informasi, aksi bertajuk 'Aksi Damai Sumpah Pemuda Lawan Pembantaian di Palestina'.
Kata Ustaz Bachtiar, tema itu diambil karena aksi digelar menjelang Hari Sumpah Pemuda. Massa aksi juga didominasi kalangan muda.
"Hari ini kami khususkan karena berkaitan dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober, ini pun agenda ini didominasi oleh anak anak muda," tuturnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.