Astra dan Kompas Gramedia Berkolaborasi Gelar Pameran Seni Rupa Bertajuk Indonesian Dream
Kolaborasi Astra dengan Kompas Gramedia kali ini diwujudkan dalam pameran seni rupa bertajuk Indonesian Dream.
Editor: bunga pradipta p
TRIBUNNEWS.COM - Dukung industri kreatif anak generasi muda, Astra berkolaborasi dengan Kompas Gramedia melalui Galeri Astra dan Bentara Budaya.
Kolaborasi Astra dengan Kompas Gramedia kali ini diwujudkan dalam pameran seni rupa bertajuk Indonesian Dream.
Pameran Indonesian Dream berlangsung pada 2-6 November 2023 di Galeri Astra, Menara Astra, Jakarta.
Chief of Corporate Affairs Astra, Riza Deliansyah berharap pameran tersebut bisa memberikan pesan inspiratif melalui karya seni rupa.
Secara lebih luas, Riza berharap pameran tersebut bisa memacu semangat baru generasi muda untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara.
“Kolaborasi antara Astra dan Kompas Gramedia merupakan wujud dukungan bagi industri kreatif yang dihasilkan dari generasi muda Indonesia, dengan pesan inspiratif dalam bentuk karya seni rupa yang diharapkan dapat membuat masyarakat menemukan semangat baru dalam berkarya untuk berkontribusi bagi bangsa dan negara,” ujar Riza dikutip dari rilis yang diterima Tribunnews, Jumat (3/11/2023).
Baca juga: Astra Apresiasi Lima Pejuang Sektor Kesehatan Hingga Teknologi di 14th SATU Indonesia Awards 2023
Pameran Indonesian Dream menampilkan 31 karya seni rupa dari 28 seniman terpilih melalui kurasi oleh Bentara Budaya dan ASTRA.
Para perupa itu adalah, Anagard, Angga Yuniars, Antonius KHO, Bunga Fatia, Dyan Anggraini, Gogor Purwoko, Ika W Burhan, Inanike Agusta, Kana Fuddy’P, John Martono, Krishnaetha, Kun Adnyana, Maya Augustina, Melodia, Nyoman Sani, I Nyoman 'Polenk' Rediasa, Putu Bonuz Sudiana, Rahardi Handining, Rahayu Retnaningrum, Restu Taufik Akbar, Rotua Magdalena, Ruben & Paul (The Barkomuns), Suharmanto, Talitha Maranila, Teguh Ostenrik, Vy Patiah dan Yana W Sucipto.
Hal-hal yang disampaikan para seniman, mewakili isi kepala banyak orang, yaitu cenderung bersikap optimis meskipun terkadang tidak rasional.
Inilah gejala psikologis dan neurologis yang umum terjadi — ilmuan Tali Sharot menyebutnya sebagai bias optimisme.
Bias Optimisme merupakan gejala kecenderungan untuk melihat masa depan secara lebih positif daripada yang sebenarnya.
Bahayanya, bias optimisme ini mampu membuat seseorang cenderung meremehkan risiko dan melebihkan harapan positif mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
Ilham Khoiri dan M Hilmi Faiq selaku kurator dalam tulisan kuratorial menyebut para seniman punya latar belakang tersendiri dalam membuat karya untuk Indonesian Dream.
Para seniman berhasil mengekspresikan energi mereka dalam berbagai bentuk karya, mulai dari lukisan, drawing, patung, kain, instalasi, seni digital hingga video.
“Semangat semacam itu yang diungkapkan para seniman yang berasal dari berbagai latar belakang dan wilayah di Indonesia," kata Ilham.
"Energi itu diekspresikan dalam bermacam bentuk karya seni, seperti lukisan, drawing, patung, kain, instalasi, seni digital, dan video,” sambungnya.
Melalui pameran ini, pengunjung diharapkan dapat terinspirasi dan melihat mimpi-mimpi Indonesia yang tertuang dalam medium-medium seni rupa yang dinamis.
Di sisi lain lewat pameran ini bisa mengajak seluruh kalangan masyarakat Indonesia untuk selalu berpikir optimis yang diimbangi dengan pemikiran serta sikap rasional. (*)