Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aksi Nyata Indonesia Selesaikan Perang Israel-Palestina Dinilai Sedang Ditunggu Dunia

Mantan Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi menyatakan, aksi nyata Indonesia dalam menyelesaikan perang Israel dan Palestina sedang ditunggu dunia.

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Aksi Nyata Indonesia Selesaikan Perang Israel-Palestina Dinilai Sedang Ditunggu Dunia
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI Massa dari berbagai elemen masyarakat menggelar Aksi Akbar Bela Palestina di kawasan Monas, Jakarta, Minggu (5/11/2023). Aksi yang juga dihadiro beberapa tokoh politik dan tokoh lintas agama tersebut sebagai bentuk dukungan kepada Palestina dan mengutuk keras serangan-serangan yang terus dilancarkan Israel. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

"Karena itu tak heran bila beberapa waktu lalu salah satu Menteri Israel, Amihay Eliyahu menyatakan bahwa sebaiknya bom nuklir dijatuhkan di Gaza. Padahal korban di pihak Palestina sudah mencapai 12.000, separuh diantaranya bayi dan anak-anak," ujarnya. 

"Pernyataan Eliyahu tersebut sangat disesalkan berbagai kalangan, karena paska bom Hiroshima dan Nagasaki, dunia berpedoman pada tabu nuklir (nuclear taboo), yang berpandangan bahwa walau negara-negara tertentu diperbolehkan memiliki senjata nuklir, tetapi secara moral tak diperkenankan menggunakannya," tambah Imron.

Dalam konteks perlawanan, kekuatan Palestina berhak mengambil langkah-langkah untuk membebaskan diri dari penjajahan Israel. Namun, yang digaungkan negara-negara besar, khususnya AS, hanyalah hak Israel untuk membela diri, paska serangan Hamas, 7 Oktober yang lalu. Melupakan kenyataan bahwa bangsa Palestina sudah tertindas selama 75 tahun (Nakba, 1948).

Sedangkan Hery Sucipto, Direktur Eksekutif Moya Institute mengutarakan keprihatinan dan kemarahan mendalam melihat tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

Baca juga: Jokowi Ajak Joe Biden Wujudkan Keadilan dan Perdamaian di Palestina

Apalagi, lebih dari 50 persen korban serangan Israel adalah bayi dan anak-anak. Dan ini merupakan jumlah korban terbesar sejak Intifadah tahun 2000.

"Karena itu, Moya Institute berinisiatif menggelar webinar ini untuk menganalisis perkembangan yang terjadi, membaca kemungkinan potensi penyelesaian, termasuk mengkaji kemungkinan langkah-langkah yang bisa diambil Indonesia untuk berperan lebih aktif dalam upaya menciptakan perdamaian antara Palestina-Israel," tuturnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas