Jokowi Sebut Transisi Energi Bagi Negara Berkembang Terkendala Transfer Teknologi dan Pendanaan
Menurut Presiden, pendanaan dan transfer teknologi dalam transisi energi selalu menjadi tantangan besar bagi negara berkembang.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas mengenai transisi energi saat memberikan kuliah umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat, pada Rabu, (15/11/2023) waktu setempat.
Menurut Presiden, pendanaan dan transfer teknologi dalam transisi energi selalu menjadi tantangan besar bagi negara berkembang.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Bertemu Jokowi, Zulhas: Bahas Palestina hingga Transisi Energi
"Baik indonesia maupun negara berkembang lainnya mengenai pendanaan dan transfer teknologi. Ini menjadi selalu menjadi tantangan besar," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, transisi energi membutuhkan investasi yang sangat besar. Oleh karenanya transisi energi selalu menyulitkan negara berkembang. Selain itu kata Jokowi pendanaan masalah iklim sifatnya masih business as usual.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Bertemu Jokowi, Zulhas: Bahas Palestina hingga Transisi Energi
"Padahal seharusnya lebih konstrukti, bukan dalam bentuk hutang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," katanya.
Selain itu, dalam transisi energi yang ramah lingkungan, Presiden tidak ingin energi yang dihasilkan tidak dapat dijangkau oleh masyarakat.
"Indonesia ingin memastikan bahwa transisi energi juga menghsilkan energi yang bisa terjangkau oleh rakyat, bisa terjangkau oleh masyarakat," pungkasnya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of
Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia