Kisah Kolonel Inf Irfan Amir, Putra Jeneponto Menapak Jejak Legenda Kopassus
Kolonel Irfan Amir bangga karena para pendahulunya telah menetapkan standar yang tinggi terhadap keberadaan Grup 1 Kopassus.
Editor: Dewi Agustina
Kolonel Irfan Amir teramat bangga, karena para pendahulunya telah menetapkan standar yang tinggi terhadap keberadaan Grup 1 Kopassus.
Torehan keberhasilan di berbagai medan operasi maupun berbagai ajang lomba di lingkungan militer, memposisikan Grup 1 Kopassus menjadi satuan yang disegani kawan dan lawan.
Termasuk prestasi pejabat yang digantikannya, Kolonel Romel Jangga Wardhana.
"Kebetulan kami satu lichting, Akmil 2000, sehingga saya tahu betul kemampuan beliau. Dalam banyak hal, saya banyak belajar dari Kolonel Romel," ujar Kolonel Irfan mengenai sahabat yang digantikannya.
Di kesempatan terpisah, Danjen Kopassus, Mayjen TNI Deddy Suryadi berharap, prestasi yang telah diraih Grup 1 Kopassus, dapat dipertahankan.
Bahkan ditingkatkan oleh Dan Grup yang baru, Kolonel Irfan Amir, putra Jeneponto, Sulawesi Selatan.
Kolonel Irfan adalah perwira menengah TNI kelahiran "Bumi Turatea" Jeneponto Sulawesi Selatan, 7 Desember 1978.
Sejak remaja, ia telah menunjukkan karakter militan dan pantang menyerah.
Penghobi sepakbola ini, dengan tekad kerasnya berhasil menembus seleksi masuk Akademi Militer Magelang, dan setelahnya, lulus pendidikan Kopassus.
Baginya, Serang, khususnya Grup 1 Kopassus tidak asing.
Di satuan inilah pertama kali ia ditempatkan, saat berpangkat Letnan Dua.
Kemudian berturut-turut pindah tugas ke Grup 3 Kopassus, dengan posisi terakhir Wadanyon-32 Grup 3 Kopassus.
Penugasan berikutnya sebagai Pabanda Lid Sintel Kopassus (2014), Pabanda Bhakti TNI Ster Kopassus (2016), Kasi Pers Grup B Paspampres (2017).
Sempat menjabat Dandim 1425/Jeneponto (2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.