Masyarakat Makin Peduli Kesehatan, Penggunaan Galon AMDK BPA Free Kian Diminati
Kesadaran masyarakat akan bahaya BPA sudah cukup tinggi, yang mana terlihat dari penggunaan galon AMDK BPA Free yang kian diminati.
Penulis: Yosephin Pasaribu
Editor: Anniza Kemala
Eko pun memprediksi persaingan di pasar galon BPA Free akan makin sengit, yang mana hal ini sudah terlihat dari pergerakan sejumlah produsen galon AMDK yang mulai memperkenalkan kemasan galon dari plastik bebas BPA jenis PET.
"Market leader industri AMDK telah merilis produk AMDK galon PET, meskipun peredarannya masih sangat terbatas di beberapa wilayah, seperti Bali dan Manado," tuturnya.
Eko Susilo juga mencatat tren peningkatan kepedulian terhadap kemasan galon PET tidak terlepas dari keamanan dan mutu kemasan tersebut. Pasalnya, PET adalah jenis plastik kualitas tinggi yang umum digunakan untuk memproduksi AMDK botol yang bebas dari BPA. Selain lebih aman, harganya lebih murah dan diproduksi di dalam negeri.
Baca juga: Temuan BPOM Tunjukkan Tingginya Risiko Migrasi BPA pada AMDK, Pelabelan jadi Upaya Lindungi Konsumen
AMDK BPA Free dukung tren gaya hidup sehat generasi muda
Pada kesempatan yang sama, Dr. Algooth Putranto selaku Kepala CENTRIS (Center for Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy) Sekolah Pascasarjana Universitas Sahid mengatakan, saat ini anak muda cenderung memilih untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
Pernyataan tersebut didukung dengan riset Goldman Sachs Investment di tahun 2018 yang menunjukkan bahwa generasi milenial cenderung mengonsumsi makanan dan minuman sehat dibandingkan generasi terdahulu mereka.
"Bagaimana di dalam negeri? Survei JAKPAT bertajuk ‘Healthy Meals Among Indonesian Millennials’ pada 2018 mendapati hal yang sama dan tren ini berlanjut pada generasi Z," beber Algooth.
Lebih lanjut ia menambahkan, riset Future Foundation tahun 2016 mendapati generasi milenial memiliki kecenderungan meninggalkan merek-merek terkenal.
“Milenial sekarang merupakan segmen terbesar penduduk di seluruh dunia. Mereka berbeda dalam banyak hal,” jelas Algooth.
Menanggapi konflik Palestina-Israel yang berujung pada penguatan gerakan Boycott, Divestment & Sanctions (BDS) atau Boikot, Divestasi & Sanksi terhadap produk-produk terafiliasi dengan Israel, Algooth menilai banyak brand lokal yang bisa menggantikan brand-brand impor yang terdampak.
“Konflik kedua bangsa ini bukan konflik agama. Jadi spektrum gerakan ini luas. Meski demikian kita melihat bahwa perusahaan nasional harus mampu tampil menggantikan produk yang mengalami BDS. Saya yakin perusahaan nasional kita banyak yang bisa menggantikan brand-brand yang mengalami BDS,” tutup Algooth.
Baca juga: BPOM: Rencana Regulasi Pelabelan BPA Adalah Upaya untuk Melindungi Kesehatan Masyarakat