Jutaan Buruh Bakal Mogok Nasional Imbas Kenaikan UMP yang Tak Sesuai Harapan
Adapun kata Said Iqbal, aksi mogok produksi secara nasional ini akan diikuti oleh jutaan buruh, baik yang ada di Jakarta maupun daerah.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mengorganisir gerakan atau aksi mogok produksi secara nasional dalam upaya menolak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang hanya di bawah 15 persen.
Salah satu lokasi yang akan dijadikan fokus kata Presiden KSPI sekaligus Presiden Partai Buruh Said Iqbal yakni berada di Jakarta.
Baca juga: Partai Buruh: Upah Layak hingga Penghapusan Outsourcing Masih Jadi Tuntutan Rakyat ke Pemerintah
"KSPI akan mengorganisir mogok nasional," kata Said Iqbal saat jumpa pers di Kantor Exco Partai Buruh, Jakarta Timur, Rabu (22/11/2023).
Adapun kata Said Iqbal, aksi mogok produksi secara nasional ini akan diikuti oleh jutaan buruh, baik yang ada di Jakarta maupun daerah.
Aksi ini kata dia, sekaligus untuk memberikan warning atau peringatan kepada perusahaan untuk bisa melakukan diskusi dengan pemerintah.
Baca juga: UMP Sumsel 2024 Naik 1,5 Persen Jadi Rp3.456.874, Cek Perbandingan Kenaikan UMK Daerahnya
Dalam hal ini, untuk meningkatkan atau mengkaji kembali kenaikan UMP Provinsi termasuk DKI Jakarta agar tidak hanya 3,6 persen.
"Memaksa agar pengusaha mau berunding 'lu kan sok tau lu mentang-mentang deket pemerintah, neken-neken aja'. Pemerintah mentang-mentang kuasa neken-neken aja. Nah kita mau paksa dia berunding pake apa? Mogok," kata Said Iqbal.
Dirinya memberikan beberapa contoh kasus aksi mogok produksi yang dilakukan di negara lain.
Kata dia, di Brazil, serikat buruh berhasil meningkatkan upah minimum sebesar 13 persen, sementara di Amerika Serikat, buruh yang aksi berhasil meningkatkan upah sebesar 30 persen.
"Amerika aja naik upah 30 persen apaan jakarta naik upah cuma 3,6 persen. Malu-maluin aja, Brazil 13 persen. Jadi mogok itu tujuannya adalah memaksa pengusaha dan pemerintah berunding," beber dia.
Adapun aksi mogok nasional itu kata dia, direncanakan dalam waktu dua hari, yang dimulai pada sekitar tanggal 28 November atau awal Desember 2023.
Nantinya, jika memang tuntutan dari mogok nasional itu tidak didengarkan maka Said Iqbal menyebut, KSPI akan memperpanjang aksi di beberapa wilayah.
Baca juga: Minta Negosiasi Ulang Soal UMP 2024, Serikat Buruh Ancam Bakal Lumpuhkan Ekonomi
"Iya, akan kami terus lakukan (aksi) sampai dikabulkan," tukas Said Iqbal.