Birunya Api dari Kotoran Sapi, Jadi Asa Warga Desa Mundu Manfaatkan Biogas Demi Lingkungan Lestari
Inilah cerita dari warga Desa Mundu, Klaten Jawa Tengah yang memproduksi kotoran sapi menjadi energi biogas.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Kini total di Desa Mundu terdapat 80 digester biogas, sementara di Padukuhan tempat Pono tinggal di mana terdapat 5 RT terdapat 40 digester.
Rupanya Pono membantu membangun digester biogas tidak hanya di Desa Mundu saja, tapi juga beberapa wilayah di Indonesia.
Ia sempat diterbangkan menuju Langkat, Sumatera Utara (Sumut) lantaran dipercaya oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa) untuk mengerjakan proyek pengembangan biogas di sana.
“Di Langkat saya pernah, lalu di Sulawesi sekitar 4 kabupaten saya juga pernah membuat (digester), kemarin belum lama ini di Demak, lalu di Boyolali dan sekarang saya mengerjakan di Jogonalan, Klaten," kata Pono.
Potensi produksi biogas itu, lanjut Pono tak harus di sentra peternak sapi, bisa juga ternak lainnya, babi misalnya.
Selain itu juga bisa memanfaatkan ampas sisa produksi tahu.
"Di Indonesia ini sangat banyak sentra-sentra peternakan hingga produksi pangan yang limbahnya bisa disulap jadi biogas, artinya jika limbah-limbah semakin banyak jadi energi hijau akan lebih banyak mendatangkan manfaat, untuk alam juga manusia," tuturnya.
Berita RekomendasiDesa Mandiri Energi
Baca juga: Sukses Jaga Mutu Produk, Tiga Pabrik AQUA di Jawa Barat Terima Penghargaan di SNI Award 2023
Sementara itu Ketua Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu, Teguh Sutikno menambahkan bahwa program biogas yang digagas AQUA Klaten ini menjadi hal positif bagi warga.
Dikatakannya, program biogas Desa Mundu melewati perjalanan panjang, berawal dari sistem arisan yang digunakan untuk pembangunan pengelolaan limbah kotoran sapi karena biaya masih mahal.
Arisan itu dimulai dari pembentukan kelompok kecil, yang berisi lima sampai 10 orang.
"Saat itu per anggota arisan gotong royong membangun digester biogas, dengan tiap anggota iuran Rp500 ribu hingga Rp 1 juta," ungkapnya.
Tidak hanya itu kini Desa Mundu juga dikenal sebagai desa ekowisata, menjadi ruang bagi masyarakat luas belajar mengenai konsep dan penerapan sederhana energi alternatif di kehidupan sehari-hari melalui program biogas binaan Pabrik AQUA Klaten.
"Desa Mundu tidak hanya dikenal sebagai desa penghasil susu sapi perah dan makanan olahan dari susu, namun juga sebagai desa mandiri energi," tutur Teguh.
Ke depan konsep wisata mandiri energi ini akan terus dikembangkan.
“Jadi kita membuka ruang untuk siapa saja yang ingin belajar dan bekerja sama dengan kami," pungkas Teguh.
Jaga Kondisi Air DAS Pusur
Upaya mandiri energi lewat program biogas di Desa Mundu menjadi satu di antara upaya AQUA dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan kondisi air Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur.
Seperti halnya Desa Mundu yang terletak di wilayah tengah DAS Pusur.
Dengan demografi mayoritas warga Mundu yang berprofesi sebagai peternak sapi, maka menjaga kondisi air tanah di wilayah tersebut menjadi urgensi tersendiri.
Stakeholder Relation Manager Aqua Klaten Rama Zakaria menyebutkan program biogas di Desa Mundu Klaten adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap berbagai masalah lingkungan di sekitar tempatnya beroperasi.
“Kini masalah limbah kotoran sapi tak lagi jadi hal yang dipusingkan bagi masyarakat Desa Mundu, walaupun demografi mayoritas warganya merupakan peternak sapi,” ujarnya kepada Tribunnews, Rabu (6/12/2023).
Jika limbah ternak itu tak digarap sedemikian rupa, lanjut Rama, risikonya yakni kualitas air DAS Pusur akan rentan tercemar kotoran ternak.
Rama menambahkan, program biogas Desa Mundu ini menjadi salah satu bentuk komitmen AQUA untuk tidak hanya sukses dalam usaha juga sukses dalam sosial lingkungan dengan memperhatikan adanya keseimbangan kesejahteraan sosial ekonomi dan lingkungan.
“Masyarakat dari hulu ke hilir pun kini saling berkolaborasi menjaga kelestarian air secara kuantiti maupun kualiti,” tutup Rama.
(*)