Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kemenkes: Penyakit Tidak Menular jadi Penyebab 70 Persen Kematian di Indonesia

Kementerian Kesehatan menyoroti pentingnya pengendalian faktor risiko dan deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Kemenkes: Penyakit Tidak Menular jadi Penyebab 70 Persen Kematian di Indonesia
dok. Kompas
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI Eva Susanti. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Dr. Eva Susanti menyoroti pentingnya pengendalian faktor risiko dan deteksi dini penyakit.

Pendekatan pencegahan yang strategis, menurut Eva, menjadi sangat penting.

"Kalau kita bicara terkait dengan penyakit tidak menular, memang yang paling penting adalah bagaimana kita mengendalikan faktor risiko dan mengupayakan deteksi penyakit sedini mungkin," ujar Dr. Eva.

Hal tersebut diungkapkan oleh Eva pada webinar bertajuk Upaya Preventif & Sadar Risiko Penyakit Tidak Menular yang digelar Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (MASINDO) untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional 2023.

Acara ini mendorong aksi untuk meningkatkan kesadaran tentang penyakit tidak menular (PTM) di Indonesia.

Dalam 10 tahun terakhir, Eva mengungkapkan penyakit tidak menular semakin meningkat.

Berita Rekomendasi

Saat ini, penyakit tidak menular menjadi penyebab 70 persen kematian dan sumber terbesar beban pembiayaan kesehatan di Indonesia.

"Maka fokus kita terutama bagaimana kita mengendalikan faktor risiko. Jadi kita satu tujuan dengan MASINDO, bagaimana kita menggerakkan masyarakat untuk mengendalikan faktor risikonya, dan berupaya untuk hidup sehat," tutur Eva.

Menurut Dr. Eva, Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melibatkan berbagai sektor lintas bidang dalam upaya penanganan penyakit tidak menular, mengingat banyaknya pihak yang perlu dilibatkan dalam kerja sama ini.

"Di bidang penelitian, kami memerlukan studi yang dapat menjadi dasar bagi kebijakan yang akan diambil di masa depan, serta evaluasi efektivitas kebijakan yang telah diimplementasikan. Kami juga terbuka terhadap inovasi dalam pendekatan komunikasi dengan masyarakat," jelasnya.

Sementara itu, praktisi dan komunikator kesehatan, dr. RA Adaninggar Primadia Nariswari, atau yang dikenal sebagai dr. Ningz, mengungkapkan PTM sering kali berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurang berolahraga, dan konsumsi alkohol.

Upaya preventif, menurutnya, harus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Pencegahan bisa dilakukan di semua titik, dari pencegahan primer dengan mendeteksi individu berisiko, sekunder untuk mencegah komplikasi, hingga tersier untuk mencegah cacat dan kematian.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at sustainabilityimpactconsortium.asia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas