ASDI Sampaikan Peryataan Sikap: Galang Dukungan Rakyat dan Mahasiswa Lawan Korupsi
Penegakan HAM, pemberantasan korupsi dan kelestarian alam semakin jauh dari cita-cita reformasi 1998.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aliansi Selamatkan Demokrasi Indonesia (ASDI) menyampaikan peryataan sikap terhadap situasi terkini terkait hak asasi manusia (HAM) dan pemberantasan korupsi yang terjadi di Republik Indonesia.
Di mana, peryataan sikap itu disampaikan di sela-sela Panggung Rakyat bertema Bongkar yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (9/12/2023) malam.
Awalnya, acara diisi dengan penyampaian orator dari sejumlah tokoh pro demokrasi, seperti Usman Hamid, Ikrar Nusa Bhakti, Inayah Wahid hingga Faisal Basri.
Kemudian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PRD Petrus Hariyanto, Tokoh dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya, Aida Leonardo bersama perwakilan Aktivis 98 naik ke atas panggung acara.
Baca juga: Orasi di Panggung Rakyat, Aktivis HAM Ajak Generasi Muda Lawan Oligarki yang Tindas Rakyat Miskin
Dalam kesempatan itu, Petrus yang duduk di atas kursi roda, menyampaikan perasannya soal sikap yang diambil oleh sahabatnya, yakni Budiman Sudjatmiko.
Petrus pun mengutip peryataan Budiman yang meminta agar kasus pelanggaran HAM masa lalu agar dilupakan, dan fokus pada masa depan Indonesia.
Dia pun mengecam peryataan Budiman tersebut. Menurutnya, penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu perlu dituntaskan.
"Saya Petrus, teman satu sel dalam penjara, Budiman Sudjatmiko. Saya bersama Budiman Sudjatmiko membangun gerakan bersama kawan-kawan lain melawan kediktaktoran Soeharto," kata Petrus.
"Kami harus masuk ke dalam penjara, kawan kami juga ada yang terbunuh, kawan kami juga ada yang diculik".
"Tetapi, beberapa hari yang lalu, kawan seiring seperjuangan, Budiman Sudjatmiko mengatakan lupakan kasus penculikan, kami tidak punya utang pada masa lalu, hanya punya utang pada masa depan. Itu kata sahabat saya," sambung Petrus.
Petrus pun menegaskan, bahwa dirinya bersama para aktivis memiliki hutang terhadap masa lalu, di mana harus menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu dan kasus penculikan.
Sebab, dia menilai, tidak akan ada masa depan yang cerah bagi bangsa, jika hutang masa lalu tidak dituntaskan.
"Kami punya hutang terhadap masa depan, masa depan yang mencintai hak asasi manusia. Masa depan yang mencintai nilai-nilai kemanusiaan. Masa depan yang menjunjung tinggi demokrasi," tegas Petrus.