Budaya Sehat Jamu Ditetapkan jadi WBTb UNESCO, Irwan Hidayat Ajak Hadirkan Inovasi Jamu
Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada Rabu (6/12/2023).
TRIBUNNEWS.COM - Jamu telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad. Terbuat dari rempah-rempah khas Nusantara, jamu telah menjadi andalan untuk menjaga kesehatan tubuh, pengobatan, obat pemulihan usai sakit, bahkan dipercaya bermanfaat untuk kecantikan.
Berkat manfaatnya yang baik untuk kesehatan, makna yang tersimpan, dan upaya bangsa Indonesia dalam melestarikan jamu, akhirnya Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO pada Rabu (6/12/2023).
Penetapan ini dilakukan dalam sesi sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Hilmar Farid Kabar pun langsung menyebarkan kabar bahagia ini ke seluruh pelosok negeri.
"Kabar gembira dari sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO yang berlangsung di Botswana. Selamat untuk Indonesia," tutur Hilmar melalui akun Instagram resminya (@hilmarfarid), dikutip Kamis (7/12/2023).
Mengetahui resminya Budaya Sehat Jamu sebagai WBTb, perusahan yang bergerak di bidang industri jamu dan farmasi, PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk, turut bangga dan bahagia atas penetapan tersebut.
"Saya senang. Dunia mengakui bahwa budaya minum jamu itu menyehatkan lewat UNESCO dengan penerapan Warisan Budaya Takbenda (WBTb)," ungkap Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat saat ditemui pers di bilangan Jakarta, Sabtu (9/12/2023).
Menurutnya, penetapan ini tentu berdasarkan riset dan data. Oleh karena itu, Irwan berterima kasih kepada para inisiator yang telah berusaha untuk memperjuangkan penetapan tersebut demi menjaga nilai-nilai asli bangsa.
Dorong seluruh stakeholder hadirkan inovasi terbaru dari jamu
Irwan pun berharap, ke depannya ada gebrakan baru terkait jamu di Indonesia, baik itu dari sisi pemerintah, akademisi hingga peneliti.
"Mestinya pemerintah harus lebih memikirkan tentang jamu dalam sistem pengobatan. Harapan saya itu, pemerintah harus membuat jamu suatu hari nanti sejajar dengan obat farmasi," kata Irwan.
Lebih lagi, harapannya pemerintah kelak bisa membuat undang-undang yang mumpuni soal jamu sebagai pengobatan. Sedangkan dari kalangan akademisi, ia berharap ada bukti pengakuan. Hingga partisipasi di dunia penelitian, farmasi, kedokteran. Kelompok ini menurut Irwan harus ambil bagian.
"Supaya diakui jadi kenyataan yang lebih. Sehingga jamu bisa BPJS, masuk asuransi pengobatan dengan obat jamu," kata Irwan. Sudah saatnya jamu dipelajari dimulai dari bahan baku sebagai obat dan kegunaan di fakultas kedokteran.
Selain itu dari sisi pemerintah, ia mengajak pengusaha menyambut ini dengan produk yang lebih baik.
"Pemerintah, dunia kedokteran, pengusaha perlu menyambut ini dengan action. Jamu bisa mengobati dan menyehatkan. Harus ditindaklanjuti serius, pengakuan internasional terhadap kekayaan kita," tutupnya.
Jamu menjadi WBTb ke-13 dari Indonesia yang berhasil masuk ke daftar WBTb Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO).
Sebelumnya, Indonesia berhasil mencatatkan 12 Warisan Budaya Takbenda Dunia yang telah diakui UNESCO, yaitu Wayang (2008), Keris (2008), Batik (2009), Pendidikan dan Pelatihan Membatik (2009), Angklung (2010), Tari Saman (2011), Noken (2012), Tiga Genre Tari Bali (2015), Kapal Pinisi (2017), Tradisi Pencak Silat (2019), Pantun (2020), dan Gamelan (2021).