73,5 Persen Publik Masih Puas Terhadap Kinerja Pemerintah, Jokowi: Yang Kurang Kita Perbaiki
Litbang Kompas merilis hasil survei mengenai tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait hasil survei terbaru Litbang Kompas mengenai tingkat kepuasan publik terhadap kinerja pemerintahan.
Dalam survei tersebut mayoritas responden masih puas pada kinerja pemerintah dengan angka 73,5 persen.
Presiden mengatakan hasil survei tersebut menjadi bahan evaluasi pemerintah dalam memperbaiki kinerja.
"Ya itu semua untuk evaluasi pemerintah, untuk koreksi kalau ada hal yang kurang atau ada hal-hal perlu diperbaiki," kata Jokowi di Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu, (13/12/2023).
Data survei, kata Presiden, merupakan data lapangan secara umum. O
leh karenanya pemerintah menggunakan data survei sebagai bahan evaluasi.
"Karena apapun data survei itu data lapangan secara umum sehingga kita pakai angka itu sebagai bahan evaluasi, sebagai bahan koreksi, sebagai bahan untuk perbaikan perbaikan, untuk memperbaik yang kurang kurang karena masih banyak yang masih perlu diperbaiki," pungkasnya.
Baca juga: Pengamat Sebut Penurunan Kepuasan Publik Terhadap Jokowi Akan Pengaruhi Elektabilitas Prabowo-Gibran
Sebelumnya Litbang Kompas merilis hasil survei mengenai tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Survei yang dilakukan 29 November hingga 4 Desember 2023 itu menunjukkan bahwa 73,5 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Dalam Survei melalui wawancara tatap muka tersebut, sebanyak 26,5 persen responden yang menyatakan tidak puas.
Tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah lan Jokowi-Ma'ruf ini sedikit menurun dibandingkan survei serupa yang dilakukan pada Agustus lalu.
Pada Survei sebelumnya tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi-Ma'ruf sebesar 74,3 persen.
Adapun survei melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.
Survei tersebut sepenuhnya dibiayai oleh Harian Kompas.