Sekretaris Majelis Amanah PB Mathla’ul Anwar: Energi Umat Sebaiknya untuk Melawan Penindasan Israel
Energi umat Islam Indonesia sebaiknya disalurkan untuk melawan penindasan Israel terhadap Palestina ketimbang mengecam tokoh dalam negeri.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hasiolan EP
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Majelis Amanah PB Mathla’ul Anwar Dr H Ali Nurdin memberi penilaian terkait kontroversi yang saat ini tengah menyorot ke Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas).
Menurut dia, energi umat Islam Indonesia sebaiknya disalurkan untuk melawan penindasan Israel terhadap Palestina ketimbang menghamburkan tenaga buat mengecam tokoh dalam negeri.
Bagi dia, dengan ikut-ikutan mengecam Zulhas, hanya akan memecah belah umat.
“Kalau umat Islam masih memiliki energi, lebih baik kita hujat dan boikot Israel yang nyata-nyata telah melakukan pemusnahan massal terhadap bangsa Palestina,” kata Ali Nurdin, Kamis (21/12/2023).
Mengecam sesama tokoh bangsa hanya akan memecah belah umat, tambahnya.
"Sebaliknya mengecam Israel justru akan membuat ummat Islam semakin kuat dan solid. Ingat pengalaman pembebasan Irian Barat tahun 1963 dan konfrontasi Malaysia 1965 yang membuat Indonesia semakin solid karena memiliki musuh bersama di luar sana,” katanya.
Jadi, imbuhnya, jangan mencari musuh di negeri sendiri. Sebaiknya kita lawan bangsa yang sudah nyata-nyata melecehkan agama dan hak asasi manusia.
Menurut Ali, candaan yang disampaikan Zulkifli Hasan soal ucapan setelah baca Al-Fatihah dan jumlah jari ketika At-Tahiyat sebetulnya bukan hal baru.
Ulama ternama Ustadz Abdul Somad juga pernah menyampaikan candaan yang persis sama beberapa waktu lalu.
Mengapa terhadap UAS orang tidak banyak bereaksi namun terhadap Zulhas begitu banyak reaksi kecaman?
“Karena Zulhas seorang politisi, sehingga setiap ucapannya rawan untuk dipolitisasi oleh kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan berbeda. UAS karena beliau ulama, candaannya tidak dipolitisasi,” jelasnya.
Politisasi terhadap Zulhas nampak antara lain dari masifnya penyebaran video candaanya melalui media sosial dan grup-grup WA.
“Hal seperti ini bisa membuat kita lupa bahwa di Timur Tengah ada bangsa biadab yang menjajah dan membunuh bangsa lain selama puluhan tahun,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.