Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem saat Periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024

Cuaca ekstrem tersebut, kata dia, antara lain hujan lebat sampai dengan ekstrem disertai kilat dan petir, kemudian disertai angin kencang.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Cuaca Ekstrem saat Periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024
tangkapan layar
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto saat Konferensi Pers Prediksi Cuaca dan Antisipasi Bencana Jelang Nataru di kanal Youtube FMB9ID_IKP pada Jumat (22/12/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat khususnya yangbakan melakukan perjalanan baik darat, laut, mauoun udara selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Guswanto mengatakan pertama adalah agar masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

Baca juga: Potensi Cuaca Ekstrem Terjadi di Yogyakarta Saat Nataru, Warga dan Wisatawan Diminta Waspada

Cuaca ekstrem tersebut, kata dia, antara lain hujan lebat sampai dengan ekstrem disertai kilat dan petir, kemudian disertai angin kencang.

Di samping itu, lanjut dia, juga gelombang tinggi, banjir rob, serta pasang surut yang berpotensi terjadi pada saat periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Hal tersebut disampaikannya saat Konferensi Pers Prediksi Cuaca dan Antisipasi Bencana Jelang Nataru di kanal Youtube FMB9ID_IKP pada Jumat (22/12/2023).

Baca juga: Cara Muhammadiyah Atasi Peningkatan Suhu dan Cuaca Ekstrem, Termasuk Mitigasi Laju Perubahan Iklim

"Pertama, kita perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem," kata Guswanto.

BERITA TERKAIT

Sebagai langkah mitigasi, kata dia, BMKG juga melakukan pencegaham risiko bencana geohidrometerologi. 

Masyarakat dan stakeholder, kata dia, harus selalu mengupdate informasi dari BMKG agar dapat terinfo wilayah-wilayah mana saja yang rawan atau sedang dilanda cuaca ekstrem.

"Terakhir, karena saat ini adalah dunia digital, di mana penyebaran informasi yang tidak bertanggung jawab sangat masif, kami mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati ataupun mendapatkan informasi cuaca, iklim, dan gempa bumi, tsunami dari BMKG secara resmi," kata dia.

Ia menjelaskan pada 19 sampai 24 Desember 2023 potensi hujan lebat masih terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Bangka-Belitung, Papua. 

Kemudian pada tanggal 25 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024, lanjut dia, potensi hujan lebat di antaranya terjadi di Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Tengah, Jawa timur, dan daerah lain.

Sedangkan potensi hujan sedang, kata dia, masih terjadi di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.

"Berdasarkan perkembangan musim, saat ini sekitar 42 persen wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Desember, Januari, Februari, nanti puncaknya akan di Januari dan Februari yaitu sekitar 55% zona musim telah memasuki musim hujan," kata dia.

"Kemudian kita juga lihat dari sisi wilayah hari tanpa hujan. Di sana kita terlihat ada yang 1 sampai 5 hari, sementara ada yang sudah hari tanpa hujan kategori ekstrem panjang lebih dari 60 hari," sambung dia.

Baca juga: Peringatan Dini, Rabu 21 Desember 2023, BMKG: 27 Wilayah Berpotensi Terjadi Cuaca Ekstrem

Untuk itu, kata dia, BMKG telah mengantisipasi potensi bencana gempa bumi dan tsunami.

Walaupun gempa bumi tidak bisa diprediksi, kata dia, namun BMKG juga memetakan zona duga. 

"Zona duga itu adalah wilayah yang kita duga diam, atau gapnya terlalu tinggi, di kemudian hari bisa memunculkan terjadinya gempa bumi. Dan ini juga contoh sistem peringatan dini yang kita berikan, ataupun contoh informasi yang diberikan BMKG untuk gempa bumi dan tsunami ini adalah potensi yang ditimbulkannya," kata dia.

Pihaknya, kata dia, juga menyiagakan sekira 180 UPT untuk Natal 2023 dan 2024.

Posko tersebut, kata dia, tersebar baik di kantor pusat Perhubungan, kantor pusat BMKG, provinsi, sampai sejumlah bandara.

BMKG, lanjut dia, juga sudah mendiseminasikan informasinya secara masif.

Di samping itu, kata dia, untuk memitigasi potensi bencana gempa bumi dan tsunami BMKG juga sudah berkoordinasi dengan stakeholder terkait. 

"Terutama bagaimana jalur evakuasi, kami sudah berkoordinasi dengan stakeholder yang ada di daerah maupun di tingkat pusat," kata Guswanto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas