TRIBUNNEWS.COM - Berbagai pihak kian gencar memberikan dukungan terhadap Palestina. Mulai dari bantuan kemanusiaan berupa donasi hingga material, tiada henti dikirimkan dari Indonesia. 

Sebagai salah satu bentuk dukungan terhadap korban terdampak konflik di jalur Gaza, diserukan pula ajakan boikot pada produk tertentu yang diduga berasal atau terafiliasi dengan pihak Israel. 

Akan tetapi, beberapa pihak berpendapat bahwa aktivitas boikot tidaklah direkomendasikan sebagai bentuk dukungan yang efektif. Menurut Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional dari FISIP UI Prof. Evi Fitriani, Ph.D., boikot produk-produk tertentu dapat menimbulkan masalah, yang justru merasakan akibatnya adalah masyarakat Indonesia sendiri. 

"Boikot itu tidak efektif, yang terkena justru orang-orang yang tidak bersalah. Apalagi boikot produk. Merek-merek itu rantainya sangat panjang, dan bahkan banyak juga yang melibatkan masyarakat kita. Bukannya menolong, justru kita malah dapat menimbulkan masalah," ucap Prof. Evi Fitriani. 

Baca juga: Taman Kehati Aqua Klaten, Menjaga Keanekaragaman, Membangun Kebermanfaatan

Maraknya seruan boikot terhadap produk yang diduga terafiliasi dengan Israel ini sendiri merupakan imbas dari kesalahpahaman mengenai makna Fatwa No.83 Tahun 2023 yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Sekretaris Komisi Fatwa MUI Miftahul Huda turut menanggapi isu akibat kesalahpahaman ini. Dia menegaskan yang diharamkan bukanlah produknya, tapi aktivitas dukungannya. 

“Jadi, MUI tidak berkompeten untuk merilis produk Israel, atau yang terafiliasi ke Israel. Dan yang kita haramkan bukan produknya, tapi aktivitas dukungannya,” ucap Miftahul Huda pada Rabu (15/11/2023). 

Klarifikasi AQUA soal afiliasi dengan Israel

Berbagai produk memang telah terkena imbas dari seruan boikot karena diduga terafiliasi dengan pihak Israel. Salah satunya adalah merek yang bahkan asli Indonesia, yakni AQUA, air minum dalam kemasan (AMDK) yang sudah sejak lama dikenal masyarakat Tanah Air. 

Sebagai respons terhadap isu ini, Arif Mujahidin selaku Corporate Communication Director AQUA memberikan klarifikasi pada hari Sabtu (11/11/2023). Ia menegaskan sebagai entitas swasta, AQUA tidak memiliki afiliasi dengan gerakan politik apa pun. 

“Kami tidak memiliki pabrik dan tidak beroperasi di Israel. Di Indonesia, perusahaan kami memiliki sekitar 25 pabrik dengan 13.000 karyawan, dan melayani lebih dari 1 juta pedagang di seluruh negeri,” jelas Arif. 

Baca juga: Dukung Program Kampung Iklim 2023, Pabrik Danone-AQUA di Subang dan Wonosobo Terima Penghargaan

Arif juga menegaskan bahwa AQUA merupakan produk asli Indonesia yang sudah jadi pelopor produsen air minum dalam kemasan (AMDK) sejak tahun 1973. Produk AQUA berasal dari PT Golden Mississippi yang didirikan oleh Tirto Utama. 

Pabrik pertama AQUA pun berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat. Dengan kata lain, produk AQUA memang berasal dari Indonesia dan sudah berdiri selama 50 tahun untuk menyediakan produk air minum berkualitas dalam kemasan bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Lebih lanjut lagi, Arif menyampaikan bahwa perusahaannya melalui merek-mereknya, salah satunya AQUA, memiliki visi untuk meningkatkan kesehatan lewat produk makanan dan minuman yang dimiliki. 

Berdasarkan visi tersebut, perusahaan berkomitmen untuk terus mengalirkan kebaikan kepada masyarakat melalui bisnis-bisnis yang ada. 

Baca juga: Ciptakan Kemandirian Pelaku Usaha, AQUA Kembangkan UMKM Melalui AQUA Home Service