Pemerintah Ungkap Indonesia Mampu Lewati 3 Gelombang Besar Ancaman Pangan Selama Tahun 2023
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menyebut ada 40 persen dari total masyarakat Indonesia selamat dari ancaman ketahanan pangan
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menyebut ada 40 persen dari total masyarakat Indonesia selamat dari ancaman ketahanan pangan imbas tiga gelombang besar yang menerjang Indonesia selama 2023.
Adapun tiga gelombang besar yang mengancam stabilitas pangan Indonesia selama 2023 meliputi turunnya produksi pangan akibat El Nino. Lalu biaya produksi pertanian yang meningkat semisal upah buruh tani, pupuk, BBM, mesin pengolahan, tarif angkutan.
Gelombang ketiga yakni kenaikan harga pangan di pasar dunia lantaran Ukraina dan India serta 22 negara lain menutup ekspornya.
"Nah Indonesia menghadapi tiga gelombang besar yang mengancam ketahanan pangan ini selama 2023," kata Bayu dalam diskusi ‘Indonesia Menuju Kedaulatan Pangan’ di Media Center Indonesia Maju, Menteng, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Eks Wakil Menteri Pertanian ini menyampaikan pemerintah kemudian membuat dua kebijakan dalam merespons gelombang - gelombang besar tersebut.
Kebijakan itu pun mampu menjangkau 24 juta rumah tangga atau hampir 100 juta jiwa.
"Dengan dua kebijakan ini, pemerintah bisa jangkau kira-kira 24 juta rumah tangga. Itu mendekati 100 juta jiwa, hampir separuh penduduk kita atau 40 persen penduduk kita aman," katanya.
Adapun kebijakan pertama pemerintah yakni melalui bantuan pangan berupa beras yang diberikan kepada sekitar 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di mana masing-masing menerima sebanyak 10 kilogram setiap bulan.
Program kedua pemerintah guna menekan krisis pangan, yakni menyalurkan beras Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Perum Bulog.
Kegiatan ini berupa penyaluran Beras SPHP ke masyarakat melalui pasar rakyat, ritel modern, dan agen secara serentak di seluruh wilayah Indonesia, terhitung sejak 28 Agustus 2023, untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga beras medium di level wajar.
Baca juga: Media Center Indonesia Maju Tuai Polemik, Disorot karena Berbau Politis hingga Sumber Dana
"Ini program menjual beras sekitar Rp1.000 sampai Rp1.500 lebih murah dari pasar. Orang yang ingin beli beras kalau dia hadapi beras mahal, dia punya alternatif ada beras Bulog karena lebih murah," kata Bayu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.