Peringatan Hari Ibu, Hasto PDIP: Bung Karno Menegaskan Perempuan Jalan Peradaban Bangsa
Diskusi juga diisi oleh perwakilan mahasiswa, Dandi dari Universitas Nasional (Unas) yang bertajuk 'Gerakan Mahasiswa Masa Kini'.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Ibu 2023, DPP PDI Perjuangan (PDIP) berkolaborasi dengan GAMA ’98 menyelenggarakan diskusi publik, dengan tema 'Perempuan Jaga Demokrasi: Ibu (kembali) Bersuara Tegakkan Demokrasi'
Diskusi itu digelar di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023).
Tampak, ratusan perempuan kader dan simpatisan PDIP, aktivis perempuan Kawan Ganjar-Mahfud '98 serta kelompok muda dan mahasiswi iktu dalam acara diskusi memperingati Hari Ibu 22 Desember 2023 ini.
Hadir sebagai pembicara pembuka yakni, Ketua Bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak DPP PDI Perjuangan, Sri Rahayu.
Acara juga akan diisi dengan berbagai diskusi. Ketua DPP PDIP bidang Penanggulangan Bencana, Ribka Tjiptaning pun mengisi dengan topik 'Perjuangan Reformasi 98'.
Lalu, peneliti feminis yang juga mantan Direktur Kalyanamitra, Dr. Ruth India Rahayu akan mengisi diskusi dengan topik 'Problem Demokrasi Sesudah Reformasi 98, Tinjauan Feminisme'. Dan, Ketua Prodi S1 Ilmu Politik Fisip UI, Dr. Nurul Nurhandjati juga akan mengisi diskusi dengan topik 'Keterwakilan Perjuangan Perempuan dalam Proses Demokrasi.
Diskusi juga diisi oleh perwakilan mahasiswa, Dandi dari Universitas Nasional (Unas) yang bertajuk 'Gerakan Mahasiswa Masa Kini'.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid juga akan mengisi diskusi dengab topik 'Penegakan Hukum: Penanganan Kasus-kasus HAM.
Ditemui sebelum acara, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan bahwa acara diskusi hari ini menjadi suatu peristiwa yang sangat penting. Dimana, setiap tahun selalu dirayakan oleh PDI Perjuangan.
Hasto juga mengutip peryataan Presiden Pertama RI Ir Soekarno atau Bung Karno soal peran perempuan sebagai jalan peradaban bangsa.
"Bung Karno menegaskan bahwa perempuan jalan peradaban," kata Hasto yang turut didampingi oleh Syafira, calon anggota legislatif DPRD kabupaten Bekasi.
Baca juga: Tanggal 20 Desember Diperingati sebagai Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, Ini Sejarahnya
Sekretaris TPN Ganjar-Mahfud ini juga menambahkan, Indonesia akan maju apabila laki-laki dan perempuan sama-sama menunjukan peran dalam kemajuan bangsa.
Dia pun mengibaratkan, laki-laki dan perempuan sebagai burung Garuda yang terbang dengan kedua sayapnya.
"Bagaimana kepakan sayap burung Garuda, terbang ke angkasa di dalam posisi yang sederajat, saling mendukung, saling berkolaborasi untuk kemajuan Indonesia kita," terang Hasto.
Di lokasi acara, juga disediakan spanduk putih yang bisa diisi dengan aspirasi kaum perempuan dalam memajukan dan perjuangan terhadap demorkasi di Indonesia.
Sebagai informasi, setiap tahunnya, DPP PDIP selalu menggelar peringatan Hari Ibu pada 22 Desember.
Hari Ibu merupakan momentum untuk mengenang perjuangan pergerakan perempuan dalam Kongres Perempuan Indonesia Pertama pada 22 Desember 1928 di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta.
Saat itu, ada sekitar 600 perempuan dan ibu yang berasal dari 30 organisasi perempuan di Jawa dan Sumatra yang berkumpul.
Mereka mendiskusikan upaya untuk meningkatkan derajat dan kiprah perempuan dalam gerakan bangsa. Melalui Dekrit Presiden Nomor 316 Tahun 1959, Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Baca juga: Lestari Moerdijat: Negara Wajib Memenuhi Hak-Hak Perempuan di Lingkar HIV
Pada era Orde Baru, rezim Soeharto mereduksi hak-hak perempuan terutama hak-hak politiknya. Rezim ini mendirikan organisasi perempuan Dharma Wanita Persatuan yang bertugas mengontrol dan mengawasi kegiatan perempuan.
Orde Baru mendiskriminasi pekerja perempuan dengan gaji yang jauh di bawah gaji laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Sejumlah perempuan yang bersuara kritis dan berani membela hak-hak kaum perempuan berujung pada kematian tragis.