Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Dobby Syndrome, Istilah Unik yang Terinspirasi dari Film Harry Potter

Berikut ini penjelasan tentang Dobby Syndrome, istilah unik yang terinspirasi dari film Harry Potter and The Chamber of Secrets.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
zoom-in Mengenal Dobby Syndrome, Istilah Unik yang Terinspirasi dari Film Harry Potter
IMDb
Dobby dalam film Harry Potter and The Chamber of Secrets. -- Berikut ini pengertian Dobby Symdrome. 

TRIBUNNEWS.COM - Dobby Syndrome adalah istilah untuk menggambarkan orang yang menghukum diri sendiri karena merasa bersalah.

Kata Dobby diambil dari karakter peri rumah dalam film Harry Potter.

Dobby pertama kali muncul dalam film Harry Potter and The Chamber of Secrets.

Dobby digambarkan sebagai peri rumah yang menyedihkan dan terus menerus dianiaya oleh keluarga yang harus dia layani.

Karena majikan Dobby melarangnya berbicara panjang lebar dengan Harry Potter, ia selalu menghukum dirinya sendiri setiap melanggar aturan itu, seperti dijelaskan The Silver Lining.

Dobby dalam film Harry Potter and The Chamber of Secrets.
Dobby dalam film Harry Potter and The Chamber of Secrets. (IMDb)

Baca juga: Ketahui Gangguan Mata Computer Vision Syndrome dan Gejalanya 

Dobby Effect

Dobby Syndrome memberikan dampak tertentu kepada orang yang mengalaminya, yang disebut Dobby Effect.

Berita Rekomendasi

Misalnya, seseorang terlambat datang ke acara penghargaan di mana ia memenangkan suatu nominasi.

Karena terlambat, ia merasa tidak layak mendapat hadiah dan menghukum dirinya sendiri karena mengecewakan orang lain.

Rasa bersalah tersebut akan muncul sebagai masalah yang menonjol.

Ia mungkin bisa berusaha untuk melakukan perbaikan, namun jika ia tidak mampu atau merasa perbaikannya tidak cukup, maka ia akan menghukum dirinya sendiri seperti Dobby.

Baca juga: Daniel Radcliffe Angkat Kisah Pilu Stuntman yang Lumpuh Gara-gara Film Harry Potter jadi Dokumenter

Nelissen dan Zeelenberg dari Universitas Tilburg, Belanda menulis penelitian tahun 2009, yang mengatakan ketika kemampuan untuk mengkompensasi suatu pelanggaran tidak memungkinkan, seseorang lebih cenderung menjatuhkan hukuman pada dirinya sendiri, dikutip dari Research Gate.

Perasaan bersalah setelah melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai-nilai seseorang atau yang dianggap sebagian besar tidak etis atau tidak bermoral adalah hal yang normal sampai batas tertentu.

Namun, seseorang mempunyai masalah jika ia terus-menerus menghukum diri sendiri karena merasa bersalah atas segala hal.

Ini adalah masalah karena ia memikul terlalu banyak tanggung jawab di pundaknya.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas