Tingginya Potensi Sumber Daya Alam Indonesia Perlu Diimbangi Kebijakan Diplomasi Hijau
Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyebut tingginya potensi keanekaragaman hayati darat dan laut.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyebut tingginya potensi keanekaragaman hayati darat dan laut di Tanah Air perlu dibarengi dengan kebijakan Green Diplomacy atau diplomasi hijau.
Bahkan kata dia, nilai investasi dekarbonisasi Indonesia atas sumber daya alamnya yang melimpah, mencapai angka 1 triliun dolar AS.
Hal ini disampaikan Anindya dalam diskusi yang diselenggarakan komunitas Discordia 'Green and Blue Energy: Big Push for the Future' di Cikajang, Jakarta Selatan pada Selasa (9/1/2024).
"Dalam Forum COP 28 yang saya hadiri, saya hitung nilai investasi dekarbonisasi Indonesia bisa mencapai USD 1 triliun yang sangat besar," kata Anindya.
Anindya yang juga Founder dan President Commissioner VKTR ini mengatakan besarnya dana tersebut seharusnya digunakan untuk hilirisasi yang tidak hanya nikel, tapi juga tembaga dan serta sumber daya alam lainnya.
Sumber energi baru di Indonesia lanjutnya, juga banyak terdapat di wilayah timur. Hal ini dapat menjadi momentum di mana kebijakan hilirisasi akan mampu menyamaratakan pembangunan.
Selain itu, perkembangan teknologi dan kapital juga disebut menyebabkan energi terbarukan yang sebelumnya sub skala seperti wind, geothermal, hydro pada 5-10 tahun lalu sekarang berpotensi besar secara bisnis.
"Dan sumber-sumber energi baru tersebut kebanyakan berada di Indonesia Timur sehingga kebijakan hilirisasi akan memeratakan pembangunan kita," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Chairman Discordia, Khalid Zabidi mengatakan kunci bagi Indonesia menuju transisi dari energi fosil ke energi hijau dan biru adalah proses hilirisasi yang perlu didorong kuat, baik bagi kesejahteraan masyarakatnya maupun mewujudkan ketahanan energi.
"Diskusi kali ini bertema transisi energi fosil menuju green and blue energy yang potensinya berlimpah di Indonesia, kuncinya adalah proses hilirisasi yang perlu diberi dorongan kuat atau Big Push untuk mewujudkan ketahanan energi," kata Khalid.
Baca juga: Sektor Kehutanan Diharapkan Jadi Penggerak Utama Program Dekarbonisasi
Adapun selain Anindya dan Khalid, pembicara lain dalam diskusi tersebut diantaranya peneliti senior BRIN Zulkaida Akbar, dan Executive Vice President PLN Aditya Syarief Darmasetiawan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.