BNPB Prediksi Musim Kemarau 2024 Tidak Terlalu Panjang, Kebakaran Hutan dan Lahan Lebih Minim
BNPB dan BMKG memprediksi musim kemarai pada 2024 tidak akan panjang, sehingga kebakaran hutan dan lahan akan lebih minim.
Penulis: Rifqah
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI menyatakan, tidak ada fenomena El Nino pada 2024.
Adapun, El Nino sendiri adalah fenomena iklim yang dapat menyebabkan kemarau panjang yang berbuntut pada cuaca ekstrem.
BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa musim panas di tahun 2024 tidak akan panjang.
Sehingga, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) akan lebih minim terjadi, tidak seperti 2023 lalu.
Meski demikian, Kepala BNPB RI, Letnan Jenderal TNI Suharyanto tetap mempersiapkan antisipasi jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.
"2024 ini tidak El Nino, jadi kami prediksi atau diprediksi oleh BMKG, ini musim panasnya tidak terlalu panjang (tahun 2024)."
"Sehingga kebakaran hutan dan lahannya diprediksi tidak sehebat 2023, tapi pasti ada, jadi kami tetap siapkan (antisipasi)," ujarnya, di Ruang Pusdalops BNPB, Graha BNPB lt. 11, Jalan Pramuka Kav 38, Jakarta Timur, Jumat (12/1/2024).
Lebih lanjut, Suharyanto menuturkan, total ada enam provinsi yang mendapat atensi dan prioritas dalam menghadapi musim kemarau dan penanganan karhutla, sebagai berikut:
- Riau
- Jambi
- Sumatera Selatan
Baca juga: Dirut PLN: Beberapa Sistem Kelistrikan RI Jadi Lebih Ringkih karena El Nino
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Selatan
Kendati demikian, Suharyanto menyatakan, berdasarkan pada data 2023 lalu, di luar provinsi prioritas, ternyata ada juga daerah lain yang perlu diperhatikan.
"Tapi, berdasarkan data di 2023 ternyata di luar provinsi prioritas juga ada daerah-daerah lain, seperti Papua, Kalimantan Timur, ada juga Jawa Timur, Nusa Tenggara," ungkapnya.
Selain itu, Suharyanto juga mengungkapkan, pada 2023 banyak tempat pembuangan sampah yang terbakar.
Ia pun berharap, 2024 ini tak terjadi hal serupa lagi.
Namun, apabila terjadi pun, Suharyanto mengatakan, pihaknya sudah mempunyai pengalaman untuk menangani hal tersebut.
"Dan anehnya di 2023 itu, banyak TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang terbakar, ada 16, mudah-mudahan di 2024 itu tidak terjadi," ujarnya.