Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Haedar Nashir Minta Warga Muhammadiyah Melakukan Ibadah Puasa Ramadan Mulai 11 Maret 2024

Haedar meminta warga Muhammadiyah untuk mengikuti pedoman dari hasil hisab wujudul hilal.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Haedar Nashir Minta Warga Muhammadiyah Melakukan Ibadah Puasa Ramadan Mulai 11 Maret 2024
Freepik
Ilustrasi Ramadan - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah atau hari pertama puasa Ramadhan jatuh pada Senin (11/3/2024). Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir meminta kepada warga Muhammadiyah agar dapat melakukan ibadah puasa Ramadhan sesuai dengan ketetapan tersebut. 

"Kenapa Muhammadiyah mengumumkan sekarang dan mungkin ada yang bertanya mendahului. Kami PP Muhammadiyah tidak mendahului siapapun. Jadi pengumuman dan maklumat ini hal yang lumrah terjadi pada setiap tahun," ujarnya.

Dia menjelaskan penetapan ini sama halnya dengan penetapan kalender hijriah dan kalender miladiyah atau masehi yang dilakukan tiap tahun.

Penetapan hari raya umat Islam ini diharapkan tidak menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

"Penjelasan ini perlu kami sampaikan agar tidak lagi menjadi diskusi apalagi polemik, kok Muhammadiyah mendahului, karena tidak ada yang kami dahului dan sebaliknya juga tidak ada yang kami tinggalkan," pungkasnya.

Tingkatkan Toleransi

Penetapan 1 Ramadhan oleh PP Muhammadiyah bisa jadi berbeda dengan PBNU dan pemerintah.

Masyarakat diimbau tidak saling menyalahkan jika terjadi perbedaan penetapan awal bulan Ramadhan pada tahun ini.

Umat Islam, seharusnya lebih menitikberatkan kepada pengamalan ibadah pada bulan Ramadhan, Idulfitri, dan Iduladha yang lebih baik, dibandingkan berfokus kepada perbedaan penetapan hari raya.

Berita Rekomendasi

"Jadi kalau berbeda ya malah tidak perlu ribut, termasuk di media sosial apalagi saling menghujat dan saling menyalahkan, yang membuat malah nanti nilai ibadahnya jadi berkurang," kata Haedar.

"Jadi kita jalani semuanya ini, yakni menjadikan ibadah-ibadah kita ini untuk memperkaya spritualitas, kesalehan memperkaya relasi hubungan sosial kita yang damai toleran, bersatu dalam keragaman, dan tidak kalah pentingnya justru juga membawa umat dan bangsa kita semakin berkemajuan," tambahnya.

Perbedaan penetapan hari-hari raya ini harusnya menjadikan umat Islam lebih meningkatkan toleransi.

Umat Islam harus menjadikan perbedaan ini sebagai penguatan niat dalam beribadah.

"Hal itu harus sudah menjadikan kaum muslim untuk terbiasa toleran tasamuh bahkan tanawwu itu perbedaan cara, dalam hal menjalankan ibadah termasuk memulai bulan bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah," kata Haedar.

Perbedaan akan selalu ada dengan perbedaan metode penetapan tanggal hijriah.

Meski begitu, perbedaan ini harus dilihat sebagai bentuk keragaman yang dihormati oleh semua pihak. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas