BREAKING NEWS: Unjuk Rasa Perangkat Desa di Gedung DPR RI Rusuh
Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) kembali menggelar alsi demonstrasi di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Unjuk rasa sejumlah perangkat desa yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) berlangsung rusuh di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (31/1/2024).
Saat unjuk rasa berlangsung, massa membakar sejumlah spanduk berikut kayu-kayu penyangganya.
Pantauan di lokasi sekira pukul 11.00 WIB, nampak sejumlah massa aksi yang membakar spanduk mengenakan kemeja putih.
Spanduk itu dibakar bersamaan dengan orator menyuarakan aspirasinya di atas mobil komando.
Meski telah diingatkan oleh orator untuk tertib dan tak merusuh namun sejumlah perangkat desa itu tetap melakukan pembakaran spanduk hingga asap hitam membumbung tinggi di depan pintu masuk DPR RI.
Baca juga: Apdesi Kembali Berunjuk Rasa di Depan Gedung DPR Desak Segera Sahkan Revisi UU Desa
Bahkan mereka asik berjoget sambil meluapkan kekesalannya kepada sosok Puan Maharani selaku Ketua DPR RI.
Hingga pukul 11.26 WIB ini, nampak sejumlah spanduk itu masih dibakar oleh massa aksi.
Bahkan sejumlah botol air mineral dilempar massa aksi ke dalam Gedung DPR RI sambil melontarkan kalimat-kalimat penolakan atas keputusan yang dianggap tak pro rakyat.
Tak hanya itu, para massa aksi juga melempar sejumlah bongkahan batu berukuran 1 genggam tangan ke dalam Gedung DPR RI.
Dalam aksinya mereka juga mengultimatum DPR RI apabila tidak merevisi Undang-Undang Desa, massa aksi akan masuk dan menggeruduk gedung putih tersebut.
Meski sejumlah polisi sudah mengingatkan untuk tertib namun massa tetap melempari batu dan menggedor pagar besi Gedung DPR RI.
Sementara itu, Ketua APDESI Surta Wijaya mengklaim jika aksi unjuk rasa hari ini pihaknya tak akan main-main.
Mereka akan terus mengepung Gedung DPR RI sampai revisi Undang-Undang Desa disahkan.
"Semua kita doakan, semoga Ketua DPR RI hatinya dibukakan, bahwa sesungguhnya yang hadir hari ini adalah masyarakat kecil dari desa, pemerintahan terkecil di desa," kata Surta dalam orasinya, Rabu.