Kepala BPIP Ungkap Lompatan Besar NU pada Hari Lahir ke-101 Tahun Nahdlatul Ulama
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, menyambut baik peresmian UNU Yogyakarta pada momentum Hari Lahir NU Ke-101 Tahun ini.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peringatan Hari Lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-101 Tahun kali ini digelar dengan cara yang berbeda.
Jika tahun sebelumnya dilaksanakan di lapangan terbuka, pada tahun ini peringatan Hari Lahir NU dilaksanakan di Gedung Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta, yang baru diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Rabu, (31/1/2024).
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi, menyambut baik peresmian UNU Yogyakarta pada momentum Hari Lahir NU Ke-101 Tahun ini.
Dia mengatakan, keberadaan UNU Yogyakarta yang sebelumnya sebuah keniscayaan, kini terimplementasi dan menjadi titik tolok kemajuan NU dalam dunia akademik.
“Ini merupakan sebuah lompatan besar. Pada saat digagas, saya termasuk orang yang tidak percaya UNU akan berdiri di Yogyakarta karena keilmuannya pada umumnya agama dan sosial. Tetapi teori saya itu terpatahkan ketika UNU berdiri pada tahun 2017. Dan sekarang teori saya semakin tenggelam ketika NU memasuki ruang-ruang digital yang di situ saya katakan NU secara kelembagaan tidak punya basisnya," ujar Yudian.
Yudian menjelaskan, sejarah Islam yang sempat mundur karena hilangnya generasi penerus yang menguasai ilmu-ilmu terapan.
Dia melihat, adanya UNU Yogyakarta menjadi harapan yang sangat menjanjikan.
Selain itu, Yudian berpendapat, UNU Yogyakarta merupakan kemajuan NU yang diproyeksi 50 tahun mendatang, namun sudah nampak hari ini.
“Islam mundur itu dulu, karena membuang ilmu-ilmu terapan (kimia, biologi, fisika, kedokteran). Sekarang menyatu menjadi future studies yang bukan sekadar social scienties, tapi sudah memasuki dunia digital. Ini yang dikatakan oleh PBNU tadi, lompatan 50 tahun itu tidak salah karena saya mengikuti kajiannya," ucap dia.
Yudian menambahkan, ikatan Pancasila dengan NU sangat erat kaitannya sebagai salah satu benteng Pancasila.
Dia menyebut NU memiliki peran besar dalam sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Sebab itu, Yudian berharap NU selalu konsisten dalam menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan berkontribusi lebih banyak bagi kemajuan Bangsa dan Negara Indonesia.
“Kita lihat dengan moderasi beragamanya yang sekarang dipegang oleh Kementerian Agama dulu dimulai dari Pak Lukman Hakim sekarang Pak Yaqut Cholil Qoumas itu sangat jelas karena kalau di daerah itu Pancasila dengan NU itu sudah seperti ya saudara kandung. Kalau diganggu, NU ikut melawan, untuk membela maksudnya," ucap dia.
Senafas dengan Kepala BPIP, Ketua Umum Pengurus Besar NU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dalam sambutannya menyampaikan, selama 101 tahun persaudaraan, kebersamaan, perdamaian, toleransi, dan harmoni, terus-menerus menjadi penanda yang paling kuat dari kehadiran Nahdlatul Ulama.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.